Dinas Pariwisata DI Yogyakarta: Lebih Dari 180 Ribu Kunjungan Wisatawan Saat Libur Panjang
Dinas Pariwisata DIY melakukan pemantauan kunjungan wisatawan melalui aplikasi Visiting Jogja dan dari sana
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pariwisata DIY melakukan pemantauan kunjungan wisatawan melalui aplikasi Visiting Jogja dan dari sana terdata ada lebih dari 180 ribu kunjungan selama libur akhir pekan kemarin.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengungkapkan bahwa melonjaknya tingkat kunjungan wisatawan ini adalah buah dari persiapan yang selama ini dilakukan.
Seperti pemulihan destinasi wisata, pemberian stimulus, penyiapan sarana prasarana, pelatihan para pengelola dan didukung dengan Visiting Jogja.
"Persiapan yang kita lakukan selama ini menumbuhkan percaya diri para wisatawan untuk berkunjung ke Jogja, selain aksesibilitas di Jogja yang mudah dijangkau," ujarnya Selasa (3/11/2020).
Ia mengatakan, Malioboro menjadi magnet bagi wisatawan dalam libur panjang akhir pekan kemarin.
Ia menilai, wisatawan belum merasa ke Yogyakarta kalau belum ke Malioboro.
Baca juga: Pedagang Pasar di Sleman Masih Dapat Keringanan Restribusi 50 Persen
Baca juga: UPDATE 3 November 2020: Bertambah 2.973 Orang, Kini Jumlah Kasus COVID-19 Indonesia Jadi 418.375
Namun demikian, tak hanya Malioboro saja yang jadi primadona destinasi wisata di DIY.
Kunjungan terbanyak adalah ke Gunungkidul yang terkenal dengan pantainya yang eksotis.
Ia mencatat setidaknya lebih dari 70 ribu wisatawan berkunjung ke pantai-pantai yang ada di Gunungkidul.
Sementara destinasi wisata lain yang populer seperti Pantai Parangtritis dan wisata alam hutan pinus di Bantul.
"Dari sisi asal wisatawan, terbanyak masih dari DIY, diikuti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jakarta. Dominasi masih Pulau jawa, karena akses sangat mudah dan rata-rata menggunakan kendaraan pribadi," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Singgih menilai harga tiket masuk destinasi wisata di DIY masih tergolong murah.
Baca juga: Puslatda PON XX DIY Mulai Adaptasi Venue Sebelum Latihan Resmi Digelar
Baca juga: Petani Bantul Terima Bantuan 500 Paket Pompa Air Konversi BBM ke BBG
Menurutnya, kondisi ini harus dievaluasi kembali, agar para pengelola bisa meningkatkan produk wisata mereka.
"Biaya operasionalnya jadi lebih tinggi. Karena kebutuhan destinasi yang juga bertambah dengan adanya protokol kesehatan. Seperti penyediaan tempat cuci tangan dan lain-lain," bebernya.
Penerapan protokol kesehatan merupakan kunci agar wisatawan merasa aman dan nyaman saat berkunjung. Langkah lainnya adalah dengan cara rapid tes secara acak.