Sampah Menumpuk, UPT Malioboro Mengaku Prihatin
Kepala UPT Malioboro, Ekwanto tidak memungkiri banyaknya sampah yang bertebaran di kawasan Malioboro imbas libur panjang
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepala UPT Malioboro, Ekwanto tidak memungkiri banyaknya sampah yang bertebaran di kawasan Malioboro imbas libur panjang di akhir pekan ini.
Ekwanto menyebut, fenomena tersebut akan terus ada jika kunjungan wisatawan melonjak dan kesadaran pengunjung masih kurang untuk membuang sampah pada tempatnya.
"Memang cukup banyak sampah yang bertebaran. Itu disebabkan volume pengunjung yang luar biasa, ditambah dengan perilaku pengunjung yang masih kurang peduli dengan kebersihan," katanya, Jumat (30/10/2020).
Ekwanto menyatakan, pihaknya selaku pengelola telah menugaskan penjaga kebersihan sebanyak tiga shift untuk memantau dan mengawasi kebersihan di areal Malioboro.
Ditambah pula, di masa libur panjang ini pihaknya ikut dibantu oleh petugas DLH Kota Yogya untuk menjaga kebersihan di areal setempat.
Baca juga: PHRI DIY Prediksikan Okupansi Hotel di Yogyakarta Melonjak Malam Ini
Baca juga: BREAKING NEWS: Dua Wisatawan Positif Covid-19 Pada Tes Acak di Kawasan Borobudur
"Melalui media radio kami juga tidak pernah bosan untuk mengedukasi pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya. Terus terang kami prihatin dengan kondisi begini karena terus berulang setiap musim libur," ujarnya.
Ekwanto juga merasa gundah akibat persoalan sampah yang tak kunjung usai.
Hal tersebut dikatakan dia seolah berulang kali selalu terjadi setiap musim liburan dan masyarakat seolah tidak pernah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
"Negara lain sudah selesai dengan persoalan sampah ini. Tapi di masyarakat kita seolah menjadi penyakit yang tak kunjung selesai. Kita masih saja disibukkan dengan hal-hal seperti itu. Mungkin perlu waktu untuk membangun kesadaran masyarakat. Jujur saya prihatin," pungkasnya.
Sementara, anggota Forpi Kota Yogyakarta, Baharuddin Kamba menyatakan, mestinya sejumlah OPD terkait sudah melakukan antisipasi terhadap sejumlah persoalan yang mungkin timbul saat libur panjang akhir pekan seperti ini.
Sehingga permasalahan sampah bisa diantisipasi.
"Bukan di masa libur panjang saja Malioboro itu banyak sampah, di hari biasa saja juga berserakan termasuk di bawah pohon yang sudah ada tulisan 'Dilarang Buang Sampah Disini' tak luput dari sampah, tutup sampah yang raib, dan ratusan guiding block di kawasan semi pedestrian Malioboro juga hilang. Memang menjadi semacam penyakit," kata dia.
Baca juga: Bappeda DI Yogyakarta Sesalkan Sampah Berserakan di Malioboro, Pengunjung Harus Paham Aturan
Baca juga: Liga 2 2020 Ditunda Hingga 2021, Pelatih PSIM Yogyakarta Sebut Mendingan Disetop
Selain karena minimnya kesadaran para pengunjung, hal itu menurutnya juga akibat dari lemahnya pengawasan dari OPD terkait.
Di sisi lain, penegakan sanksi juga belum ada untuk membuat wisatawan dan pengunjung jera agar tidak buang sampah sembarang.
"Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta bersama perangkat wilayah Kecamatan, Kelurahan dan komunitas PKL Malioboro dapat segera melakukan pengambilan sampah dengan menambah jumlah personel dan fasilitas, misalnya truk pengambilan sampah. Sampah menumpuk selain menyebabkan bau tak sedap juga dapat menyebabkan penyakit apalagi saat ini memasuki musim penghujan," katanya.
"Perlu pula adanya sanksi sosial bagi warga yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Tempat-tempat sampah juga perlu untuk ditambah dan yang rusak perlu segera diperbaiki," pungkas dia. (jsf)