Pendidikan
GeNose Masuk Tahap Uji Diagnostik pada Pasien di 9 Rumah Sakit
Semakin sering GeNose terpapar dengan Covid-19, maka ia akan semakin akurat dan tepat dalam mendiagnosis Covid-19.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
“Awalnya kami membuat inovasi GeNose ini hanya modal mandiri, modal nekat. Baru setelah mendapat data yang luar biasa dan ternyata bisa jadi pembeda baru kami memberanikan diri untuk meminta dukungan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, harapannya dengan peranan alat ini dalam fast tracking, fast tracing, serta fast isolation dan treatment, maka bisa dicapai suatu ekuilibrium baru.
Yakni, pada kondisi pandemi ini kita bisa melakukan kegiatan ekonomi dengan sebaik-baiknya, tetapi tidak mengesampingkan protokol kesehatan yang ada.
Menurutnya, dalam kondisi normal proses suatu alat menuju komersialisasi paling tidak membutuhkan waktu 3-6 bulan.
Namun, berkat dukungan luar biasa dari multi institusi, hilirisasi GeNose bisa dipercepat.
“Insyaallah selesai dalam dua bulan ke depan,” tambah Dian.
Dian menerangkan, timnya terbagi atas tim medis dan tim teknis.
Baca juga: Sowan ke Sri Sultan HB X, FK UGM Kenalkan GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19 Murah Meriah
Tim teknis memiliki konsorsium yang terdiri atas lima PT yang masing-masing saling bahu-membahu membuat komponen dari mesin ini agar semuanya terstandardisasi, tervalidasi, dan semua komponen dinyatakan layak.
Adapun berapa sensitivitas dan akurasi medis dari alat ini baru diketahui setelah dilakukan uji diagnostik ini.
“Dari hasil analisis kemarin bisa didapatkan standar akurasi mesin mencapai 97 persen yang harus diujikan mulai hari ini di 9 RS melalui format uji diagnostik,” bebernya.
Saat ini, sembari uji diagnostik berjalan, tim GeNose sedang melakukan pengajuan manuskrip dari data profiling dan proses pembuatan paten.
Sementara, dari tim teknis sudah mulai melakukan upaya untuk produksi massal.
Sebab, hasil uji produksi sudah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan produksi mesin ini sudah bisa mulai dilakukan.
“Desember mudah-mudahan bisa dilakukan uji diagnostik post marketing, yaitu setelah alat mulai disebarkan dan dipakai oleh masyarakat,” imbuhnya. (TRIBUNJOGJA.COM)