Penanganan Covid
DIY Siapkan Paradigma Baru Pariwisata yang Aman, Nyaman, Bersih dan Sehat
DIY Siapkan Paradigma Baru Pariwisata yang Aman, Nyaman, Bersih dan Sehat
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah DIY saat ini terus mematangkan The New Paradigm Tourism atau paradigma baru pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo menyebutkan jumlah wisatawan DIY pada Selasa hingga Jumat sekitar 5.000 orang per hari.
Sedangkan, pada Sabtu melonjak menjadi 17 ribu hingga 20 ribuan orang dan Minggu dapat mencapai 30 ribuan.
Dalam rangka menyambut The New Paradigm Tourism, Singgih mengatakan hal pertama yang perlu dilakukan adalah penegakan protokol kesehatan di tempat-tempat wisata.
Yakni, minimal dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) saat ini.
"Upaya pemerintah menyiapkan paradigma pariwisata setelah pandemi adalah dengan CHSE (kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan), menyediakan sarana dan prasarana, melatih pengelola, memastikan destinasi wisata menerapkan AKB," ujar Singgih dalam talkshow live streaming bersama Tribun Jogja, Selasa (20/10/2020).
Selain itu, lanjutnya, pemerintah merancang program Jogja Staycation yang mana orang DIY berwisata di DIY juga.
"Jawa Tengah sudah mulai masuk (ke DIY), ini menjadi pengunjung nomor dua (terbanyak)," imbuhnya.
Baca juga: Antisipasi Penularan Covid-19 Saat Long Week End, Pemkab Bantul Perketat Prokes di Obyek Wisata
Baca juga: Cegah Penularan Virus Corona, Dinkes Fokus Awasi 19 Ponpes di Sleman
Selanjutnya, pemerintah DIY juga memperluas penerapan pembayaran dengan sistem cashless dan reservasi online sehingga menghindari terjadi antrean.
"Kami juga membuat paket-paket kecil wisata. Sebab orang sekarang tidak mau lagi berwisata dalam jumlah besar. Sekarang ini 10-20 orang masih sangat memungkinkan bisa berwisata," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FEB Universitas BSI, Dr Ani Wijayanti menjelaskan ada perubahan paradigma pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
Perilaku-perilaku orang menjadi berbeda setelah pandemi.
"Dengan Covid-19 ini orang akan berubah drastis terutama dari sisi kesehatan, yaitu CHSE. Sebenarnya sebelumnya sudah ada, tapi ini lebih di-push lagi," ungkap Ani.
Lebih lanjut, kata dia, pandemi memunculkan peluang-peluang baru sekaligus juga ketidakpastian.
"Muncul konsumen-konsumen baru. Dengan ketidakpastian ini bagaimana kita (pelaku wisata) tidak hanya bertahan tetapi juga bisa memimpin. Contohnya ada tren baru virtual reality, orang bisa mencoba dulu sebelum membeli. Itu bisa jadi salah satu cara untuk mengembangkan pariwisata," tuturnya.