Hadapi Ancaman Bencana Musim Hujan, BPBD Bantul Siapkan 20 Pos Pantau
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul terus berupaya untuk meminimalisir ancaman bencana di musim penghujan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul terus berupaya untuk meminimalisir ancaman bencana di musim penghujan.
Salah satunya menyiapkan 20 pos pantau di 20 desa yang dianggap paling rawan memiliki potensi bencana di Bumi Projotamansari.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto mengatakan, pos pantau yang terdiri dari personel Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) bersama Pemerintah Desa itu nantinya berfungsi untuk mengidentifikasi wilayah lokal desa. Manakala musim hujan tiba dengan intensitas cukup tinggi, maka berpotensi terjadi suatu bencana.
"Kalau ada potensi bencana, maka di pos pantau ini langsung melaporkan dan koordinasi, untuk antisipasi tindak lanjut meminimalisir bencana," kata Dwi, Minggu (19/10/2020).
Baca juga: BPBD Sleman Lakukan Persiapan Memasuki Musim Hujan dan Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Baca juga: Empat Gerbang Menuju Borobudur Mulai Dibangun, Ditargetkan Selesai Tahun 2021
Menurut dia, bencana yang rutin terjadi di musim penghujan, di antaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang.
Banjir kata dia, sangat berpotensi terjadi saat musim hujan, sebab Bantul merupakan kabupaten yang berada di wilayah hilir.
Terhubung oleh aliran sungai dari Gunungkidul dan Sleman. Sehingga perlu diwaspadai.
Kemudian, bencana tanah longsor.
Dwi menyebutkan berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh jajarannya, Bantul merupakan daerah dengan potensi longsor tinggi.
Sedikitnya, ada enam kecamatan di Bumi Projotamansari yang masuk zona rawan longsor. Antara lain, kecamatan Piyungan, Dlingo, Imogiri, Pleret, Pundong dan Pajangan.
Baca juga: Kerjasama Diperpanjang, UKM Binaan Pemkot Yogya Bisa Lebih Lama Pasarkan Produk di Mall
Baca juga: Soal Kelanjutan Kompetisi Liga 1 2020, Ini Pendapat Pelatih Kawakan Indonesia
"Enam kecamatan itu potensi longsornya tinggi. Selain itu, ada beberapa desa yang masuk wilayah rawan longsor karena dekat dengan perbukitan, namun skalanya kecil," ucap dia.
Selain banjir dan tanah longsor, Dwi mengungkapkan, bencana yang berpotensi terjadi di musim penghujan adalah bencana angin kencang yang dapat berimbas pada pohon tumbang.
Bencana tersebut cukup berbahaya karena dapat menimbulkan kerugian harta benda maupun jiwa.
Dwi meminta warga siap-siaga dan waspada.
Apalagi, musim hujan tahun ini berdasarkan informasi dari BMKG akan dibarengi dengan adanya potensi La Nina.
Baca juga: Gandeng PT KAI, Pemkot Yogya Bagikan 5.000 Face Shield di Malioboro Yogyakarta
Baca juga: UPDATE Virus Corona 18 Oktober 2020: Hari Ini Bertambah 4.105, Jumlah Total Kasus COVID-19 361.867