Musim Kering, Upaya Penelusuran Sumber Air Baru di Gunungkidul Dinantikan Warga

Saat musim kering seperti ini, kabar baik mengenai penemuan sumber air selalu dinantikan warga terdampak.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumargo
Titik sumber air asin di Dusun Pablengan, Desa Krikilan, Kec Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sumber air asin ini berada di kawasan purba Sangiran. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Saat musim kering seperti ini, kabar baik mengenai penemuan sumber air selalu dinantikan warga terdampak.

Hal itulah yang dirasakan warga di Kalurahan Girisekar, Panggang, Gunungkidul.

Kamis (15/10/2020), tim relawan BPBD Gunungkidul bersama warga mencoba menelusuri dugaan adanya sumber air di wilayah Pedukuhan Jeruken, Girisekar.

Warga setempat pun harap-harap cemas menanti ditemukannya sumber air baru tersebut.

Lurah Girisekar, Sutarpan menceritakan sumber air yang dimaksud sudah lama diketahui warga.

Selama ini, sumber yang tampak hanya bagian atas, di mana saat ini airnya sudah habis dimanfaatkan.

"Beberapa hari lalu, tim relawan BPBD Gunungkidul melihat ada semacam kubangan air bersih lagi di bagian bawahnya. Itulah yang saat ini sedang coba ditelusuri," kata Sutarpan dihubungi Tribun Jogja.

Baca juga: BREAKING NEWS: Geger Penemuan Mayat di Gunungkidul, Tetangga Temukan Jasad dalam Kondisi Bengkak

Baca juga: 272 KK di Gunungkidul Lepas dari Program Keluarga Harapan (PKH)

Upaya penelusuran dan pencarian pun sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu.

Namun hingga hari ini, sumber tersebut tak jua ditemukan.

Menurut Sutarpan, jalurnya yang sempit membuat proses pencarian agak sulit dilakukan.

Namun relawan dan warga tak patah arang.

Proses pencarian pun akan terus dilakukan, hingga sumber air sesungguhnya didapatkan dan bisa langsung dimanfaatkan.

"Memang butuh kesabaran tinggi untuk mencarinya, tapi kami tak akan berhenti sampai ketemu," tegas Sutarpan.

Ambisi besar menemukan sumber air bukan tanpa alasan.

Dua dusun di Girisekar, yaitu Jeruken dan Pijenan diketahui masih kesulitan akses air bersih.

Sutarpan menyebut keduanya sudah teraliri oleh PDAM.

Namun aliran airnya terbilang tak lancar, apalagi saat musim kering seperti ini.

Alhasil warga masih bergantung pada dropping air, di mana mereka harus mengeluarkan kocek Rp 150 ribu untuk 5 ribu liter air.

Secara keseluruhan, ada 2 sumber air yang dimanfaatkan warga selain yang baru ini.

Pertama dari Gua Keceme yang debit airnya cukup tinggi. Satu lagi adalah Telaga Towet.

"Namun telaga ini hanya dimanfaatkan untuk mandi dan mencuci, tak bisa untuk dikonsumsi," jelas Sutarpan.

Seperti warga dan relawan, Sutarpan pun ikut harap-harap cemas menanti ditemukannya sumber air baru.

Baca juga: Disnakertrans DI Yogyakarta Belum Menerima Juknis Penetapan UMP dan UMK

Baca juga: Apindo DI Yogyakarta Berharap Upah Minimum 2021 Ditentukan Melalui Perundingan Bipartit

Ia pun berharap debitnya nanti bisa setara bahkan melebihi Gua Keceme.

Jika nanti benar-benar ditemukan, Sutarpan mengatakan pihak Kalurahan sudah melakukan persiapan.

Antara lain akan mengebor dan memasang pipa agar air langsung teraliri ke Pijenan dan Jeruken.

"Kalau bisa yang airnya dialirkan ke dusun lain, tak hanya 2 dusun ini," katanya.

Terpisah, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul Agus Wibawa mengatakan pencarian sumber air memang kerap dilakukan.

Upaya tersebut semakin gencar dilakukan saat musim kemarau.

Ia pun mengakui ada sejumlah kendala dalam proses pencarian.

Mulai dari kondisi geografis alam hingga biaya. Namun upaya tersebut terbukti sudah membuahkan hasil di beberapa lokasi

"Proses ini tentu membutuhkan kerjasama antara warga dan relawan, agar sumber air bisa ditemukan secepatnya," kata Agus. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved