Penanganan Covid

Warga Bantul Sukses Buat Push-Bike dari Kayu, Manfaatkan Waktu Luang di Tengah Pandemi

Model sepeda cukup menarik, tak kalah bagus dengan sepeda anak pabrikan. Harganya pun relatif terjangkau sehingga membuat push-bike hasil kerajinan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Nugroho, warga Karangturi, Desa Baturetno, Banguntapan, Bantul, sedang membuat push bike atau sepeda tanpa pedal, yang digunakan oleh anak-anak untuk berlatih bersepeda. 

Awal mulanya, kayu dipotong untuk dijadikan kerangka, sesuai dengan pola.

Kemudian, bagian stang. Setelah semua kayu terpotong, kemudian disatukan dengan sekrup dan baut.

Antara stang dan bodi sepeda, disatukan dengan memasang engsel pintu dibagian leher sehingga gerak stang dinamis, bisa bergerak ke kiri dan kanan, sebagai pusat kendali.

Pada bagian roda, menggunakan roda mati. Soal harga dibanderol bervariasi, antara Rp 230 ribu sampai dengan Rp 350 ribu, tergantung ukuran dan bahan yang digunakan.

Umumnya, kata dia, sepeda tanpa pedal yang diproduksi memiliki ukuran panjang 40 centimeter dengan tinggi 45 centimeter.

"Ukuran ini cocok untuk latihan bersepeda anak-anak usia 1,5 tahun, sampai usia Taman Kanak-kanak," terangnya.

Kerajinan yang mulai dirintis oleh Nugroho dimasa pandemi masih skala rumahan.

Dalam sehari, ia mengaku hanya sanggup memproduksi 2 - 3 sepeda. Hingga saat ini, total sudah memproduksi dan menjual sekitar 50 - 70 sepeda anak-anak. (TRIBUNJOGJA.COM).

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved