Penanganan Covid

Warga Bantul Sukses Buat Push-Bike dari Kayu, Manfaatkan Waktu Luang di Tengah Pandemi

Model sepeda cukup menarik, tak kalah bagus dengan sepeda anak pabrikan. Harganya pun relatif terjangkau sehingga membuat push-bike hasil kerajinan

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ahmad Syarifudin
Nugroho, warga Karangturi, Desa Baturetno, Banguntapan, Bantul, sedang membuat push bike atau sepeda tanpa pedal, yang digunakan oleh anak-anak untuk berlatih bersepeda. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Push Bike atau balance bike umumnya terbuat dari besi ringan, plastik maupun aluminium, sebagai media belajar cara bersepeda bagi anak usia dini.

Namun dengan sentuhan tangan kreatif, Nugroho, 37, warga Karangturi, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, sepeda dua roda tanpa pedal itu, bisa diproduksi dengan menggunakan bahan kayu.

Model sepeda cukup menarik, tak kalah bagus dengan sepeda anak pabrikan.

Harganya pun relatif terjangkau sehingga membuat push-bike hasil kerajinan tangan Nugroho dengan nama, Pancal Bike Craft, laris manis di pasaran.

Terbukti, penjualan sudah menjangkau Jawa Barat, Sulawesi, Aceh hingga Kalimantan.

"Malaysia rencananya ada (pesanan) tapi masih terkendala ongkir (ongkos kirim)," ujar Nugroho, ketika ditemui dirumahnya, yang dimanfaatkan sekaligus sebagai bengkel produksi, Kamis (8/10/2020).

Virtual Fun Bike Cara RS UII Kampanyekan Sepeda Sehat dan Tetap Aman di Tengah Pandemi

Menurutnya, penjualan saat ini difokuskan dengan menggunakan platform perdagangan online dan media sosial Instagram dan Facebook.

Ada reseller di sejumlah kota. Nugroho bercerita, dirinya menekuni usaha kerajinan push-bike berbahan kayu belum lama.

Baru sekitar 3 sampai 4 bulan lalu. Tepatnya, pada akhir bulan Mei 2020, ketika pandemi Coronavirus Disease 2019 atau (Covid-19) mulai mewabah di Indonesia, tak terkecuali Yogyakarta.

Kala itu, dirinya yang bekerja sebagai karyawan di sebuah toko perak, di Kotagede, ikut terimbas pandemi dengan adanya kebijakan pengurangan jam kerja.

Menurutnya, akibat kebijakan pengurangan jam kerja dengan sistem shifting, -- sehari masuk dan sehari libur- waktu untuk mengisi kegiatan dirumah semakin melimpah.

Bermain handphone menjadi hiburan tak terhindarkan.

Suatu ketika, ia mengaku melihat anak-anak sedang ramai bermain balapan push-bike, tetapi sepeda yang digunakan terbuat dari besi.

Ia kemudian mencoba-coba, berbekal limbah kayu yang ada di rumah, untuk dijadikan push-bike.

Kisah Pengantin Baru Dihukum Push Up di Pelaminan oleh Polisi Karena Tak Pakai Masker

Tak disangka, dengan model dan rancangan sendiri ternyata berhasil.

Tujuan awal, membuat sepeda kayu, saat itu hanya untuk mainan anaknya sendiri.

"Tapi dilihat sama tetangga, dan di-upload di media sosial. Ternyata mendapatkan respon yang baik," ungkap dia. Kontan, saat itu permintaan pun mulai berdatangan.

Nugroho membuat sepeda kayu anak-anak tanpa pedal, dengan dua bahan baku yaitu multiplex dan palet atau kayu jati Belanda.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved