Total Sudah 139 Dokter di Indonesia Gugur Akibat Covid-19

Hingga Sabtu (3/10/2020), sebanyak 139 dokter dan 92 perawat di Indonesia gugur akibat virus corona.

Editor: Hari Susmayanti
Surabaya.Tribunnews.com/Sulvi Sofiana
Ambulans yang membawa jenazah dr Miftah saat melintas di depan aula Fakultas Kedokteran (FK) Unair. dr Miftah merupakan dokter ketiga di Surabaya yang meninggal lantaran Covid-19 atau Corona 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Hingga Sabtu (3/10/2020), sebanyak 139 dokter dan 92 perawat di Indonesia gugur akibat virus corona.

Rinciannya sebanyak 67 dokter umum, 61 dokter spesialis, dan 9 dokter gigi.

Data tersebut merupakan update dari Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

"Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan," kata Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI Ari Kusuma melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (4/10/2020).

Dari 130 dokter yang wafat, 67 merupakan dokter umum dengan 4 di antaranya guru besar.

Kemudian, 61 merupakan dokter spesialis dengan 4 di antaranya guru besar dan 2 orang residen.

Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI wilayah (provinsi) dan 61 IDI cabang (kota/kabupaten).

Padahal, menurut Ari, jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 sudah merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia.

Update Covid-19 di Kulon Progo 3 Oktober 2020, Tambahan 3 Positif Covid-19 dan 17 Sembuh

Jelang Malam Minggu, Satpol PP DIY Bakal Patroli Jam Malam Tempat Hiburan

Dengan estimasi, satu dokter melayani 3.000 masyarakat.

"Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien baik Covid maupun non-Covid akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," ujarnya.

Ari mengatakan, pesatnya angka kematian ini membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, tapi juga tak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.

Ia berharap masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19 ini.

"Semakin masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, maka Indonesia akan sulit melewati masa pandemi ini dan bukan hanya kerugian secara ekonomi namun juga korban jiwa baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun diri sendiri," kata Ari.

Sementara, Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI Eka Ginanjar mengingatkan, untuk memutus rantai penularan Covid-19, diperlukan disiplin penerapan 3M.

Pertama, masker, pemakaiannya harus dilakukan secara baik dan benar karena bisa menjadi jalur masuk dan keluar virus corona yang menular melalui droplet atau aerosol pada kondisi ruangan dengan sirkulasi yang tidak baik.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved