Penanganan Covid
Sekda Sleman Berharap Izin Alat TCM Segera Turun
Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya berharap izin penggunaan Tes Cepat Molukuler (TCM) yang dimiliki Sleman segera turun. Ia menyebut pr
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya berharap izin penggunaan Tes Cepat Molukuler (TCM) yang dimiliki Sleman segera turun. Ia menyebut proses penerbitan izin cukup lama, bahkan hingga saat ini masih belum ada kabarnya.
Padahal perwakilan Kemenkes juga sudah melakukan visitasi.
"Ya tidak tahu kesulitannya apa, harapan kami Kemenkes segera terbitkan izinnya. Sudah akhir bulan Agustus, sudah satu bulan. Kami dorong secepatnyalah. Maunya ya langsung dipakai saja, tetapi ya hasilnya tidak diakui,"katanya kepada wartawan, Jumat (02/10/2020).
Agar TCM tersebut bisa segera digunakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Sekda DIY. Tujuannya adalah pusat segera menerbitkan izin tersebut dan segera bisa digunakan.
• Percepat Deteksi Virus Corona, Pemkab Sleman Beli Alat Swab Mandiri
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengungkapkan TCM yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sleman hampir sama dengan alat PCR yang saat ini digunakan.
Hanya saja hasil dari alat buatan Amerika Serikat itu lebih cepat, sebab hasil swab bisa diketahui dalam satu hari saja.
Pihaknya juga sudah melakukan ujicoba terhadap alat tersebut. Hasilnya TCM sama akuratnya dengan alat PCR.
"Sudah dimanfaatkan untuk internal (RSUD Sleman). Tetapi kan hasilnya tidak bisa diakui karena belum ada izin. Jadi kemarin kami coba untuk karkes. Karkes yang sudah swab, juga kami uji pakai alat itu. Hasilnya 100 persen akurat. Tetapi bedanya ini lebih cepat, satu hari bisa diketahui hasilnya,"ungkapnya.
Dengan adanya alat tersebut, maka proses penanganan COVID-19 di Kabupaten Sleman bisa dipecepat.
• Solusi DWS Pecahkan Masalah Pemukiman dan Pertanian di Sleman, Nologaten Bisa Jadi Contoh
Selain itu, hasil swab masyarakat pun bisasegera diketahui, dan menekan penyebarannya.
"Kalau rapid tes kan tidak akurat, tetapi cepat. Sedangkan swab itu lama, tetapi hasilnya akurat. Nah kitakan butuh yang hasilnya akurat, tetapi prosesnya tidak lama,"ujarnya.
Alat TCM merupakan pengadaan dari APBD Kabupaten Sleman senilai Rp2,8 Miliar. Dari dua TCM dapat mendeteksi 8 sampel dengan durasi satu jam. Setelah pengujian selesai, alat tersebut bisa dimanfaatkan lagi. (TRIBUNJOGJA.COM)