Gunungkidul

Implementasi UU Keistimewaan, ASN Pemkab Gunungkidul Belajar Lagi Aksara Jawa

Disbud Gunungkidul masih terus melakukan pelatihan alih aksara Jawa ke berbagai elemen masyarakat.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Yulia (kanan) membantu rekannya mengartikan aksara Jawa saat pelatihan di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari Gunungkidul pada Selasa (29/09/2020). Yulia adalah satu dari 30 peserta di lingkungan Pemkab Gunungkidul yang mengikuti pelatihan alih aksara Jawa. Pelatihan ini juga bagian dari implementasi UU Keistimewaan DIY. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan (Disbud) Gunungkidul masih terus melakukan pelatihan alih aksara Jawa ke berbagai elemen masyarakat.

Kali ini, sasarannya adalah para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul.

Kabid Sejarah Bahasa dan Sastra Disbud Gunungkidul Sigit Pramudyanto menjelaskan ASN perlu dilatih kembali mengenai aksara Jawa ini.

"Mereka kan menjalankan kegiatan bersifat administratif di pemerintahan, di mana nantinya urusan surat-surat resmi akan disertakan aksara Jawa," jelas Sigit di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Selasa (29/09/2020).

Dam Parit Kali Ngalang di Gunungkidul Difungsikan, Hasil Palawija Diprediksi Meningkat

Menurut Sigit, ke depan surat-surat resmi dari instansi pemerintahan akan menyertakan aksara Jawa di bagian kopnya. Penerapan ini merupakan implementasi dari Undang-undang (UU) 13/2012 tentang Keistimewaan DIY.

Tak hanya urusan surat-menyurat atau administratif, penerapan aksara Jawa ini akan dilakukan pada fasilitas fisik. Sigit mencontohkan nama-nama ruangan di kantor-kantor OPD akan disertakan aksara Jawa-nya.

"Intinya ini wujud dari publikasi bahasa dan sastra Jawa di lingkungan Pemkab Gunungkidul," katanya.

Sebanyak 30 ASN dari 30 OPD di Pemkab Gunungkidul dihadirkan sebagai peserta untuk pelatihan aksara Jawa ini. Penulis buku mengenai aksara Jawa, Purwono diundang sebagai narasumber pelatihan.

Sigit menjelaskan materi pelatihan meliputi sejarah dari aksara Jawa, pengenalan huruf-hurufnya, hingga kata sandangan. Selanjutnya para ASN ini mempraktekkan langsung proses alih aksara Jawa tersebut.

"Mengingat ASN ini simbol teladan masyarakat, kami harapkan setelah pelatihan mereka bisa ikut mengembangkan dan melestarikan aksara Jawa," kata Sigit.

Yulia Retno Rahmawati (25), peserta dari Dinas Koperasi dan UMKM Gunungkidul mengatakan pelatihan ini tak hanya berpengaruh pada pekerjaan.

Tetapi juga pada kehidupan sehari-hari nantinya

Persiapan Lomba Tingkat Provinsi, 25 Pelajar Gunungkidul Latihan Alih Aksara Jawa

Tenaga harian lepas di Dinkop Gunungkidul ini mengakui bahwa ia memang menyukai aksara Jawa.

Menurutnya, kepiawaian membaca aksara Jawa diperlukan mengingat tak semua orang mampu melakukannya.

"Jadi kita bisa membantu orang lain yang tidak mengerti mengartikan aksara Jawa," kata Yulia yang sudah bekerja selama 2 tahun terakhir ini.

Terpisah, Patih Kundha Kabudayan Gunungkidul Agus Kamtono berharap pelatihan aksara Jawa ini semakin menguatkan karakter dan ciri khas ASN Pemkab Gunungkidul.

Para ASN ini pun diharapkan bisa saling tukar informasi.

Sebab ada sejumlah ASN yang sudah piawai menggunakan aksara Jawa, namun tak sedikit pula yang masih mengalami kesulitan.

"Kalau semuanya sudah mengerti dan memahami, proses sosialisasi ke masyarakat juga semakin mudah," kata Agus. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved