Dalam Waktu Kurang dari Setahun, Covid-19 Sudah Tewaskan 1 Juta Orang di Seluruh Dunia, AS Tertinggi

Dalam Waktu Kurang dari Setahun, Covid-19 Sudah Tewaskan 1 Juta Orang di Seluruh Dunia, AS Tertinggi

Editor: Hari Susmayanti
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, Kamis (21/5/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. 

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON DC - Dalam kurung waktu kurang dari setahun, jumlah korban tewas akibat virus corona di seluruh dunia sudah menembus angka 1 juta orang.

Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com yang melansir data dari AFP pada Minggu (27/9/2020), total korban meninggal dunia akibat virus corona mencapai 1.000.009 jiwa.

Sementara total penduduk yang sudah terinfeksi Covid-19 mencapai 33.018.877 orang.

Pandemi ini sudah menghantam dunia sedemikian keras hingga berdampak ke semua sektor.

Mulai dari daerah permukiman kumuh India hingga kota besar seperti New York, dan menaikkan ketegangan antar-negara.

Olahraga, hiburan, hingga melakukan perjalanan kini dibatasi, dengan masyarakat kini diminta untuk tinggal di rumah demi menangkal penyebaran.

Kontrol pun diberlakukan kepada empat miliar jiwa di seluruh dunia, di mana pada April negara-negara sempat menerapkan peraturan ketat seperti lockdown.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling terdampak, di mana mereka melaporkan 7,3 kasus posifit dan 200.000 korban jiwa.

UPDATE Virus Corona Kota Surabaya 28 September 2020, Tren Kasus Baru Alami Penurunan

Kabar Baik, 32 Pasien Positif Covid-19 di Bantul Dinyatakan Sembuh

Bagi sopir di Italia bernama Carlo Chiodi, kematian karena virus corona itu juga mencakup orangtuanya, di mana dia kehilangan mereka dalam hitungan hari.

Dia menuturkan, ketika ayahnya masuk ke ambulans, dia begitu menyesal karena saat itu yang dia katakan malah "selamat tinggal".

"Saya sangat menyesal tidak mengucapkan 'aku mencintaimu' atau memeluknya saat itu. Benar-benar menyakiti saya sampai saat ini," ratapnya.

Dengan ilmuwan yang masih berjuang untuk menemukan vaksinnya, virus corona yang pertama terdeteksi di Wuhan itu sudah menggerus ekonomi Bumi.

Dana Moneter Internasional (IMF) sudah menyatakan, dinamika ekonomi bakal menyebabkan "krisis tiada duanya" di tengah GDP negara yang anjlok.

Eropa yang begitu terpukul dengan gelombang pertama penularan, kini mulai menerapkan lagi aturan pembatasan setelah kasus positif kembali meningkat.

Kota-kota besar seperti Paris, Madrid, London, harus kembali memberlakukan protokol kesehatan agar rumah sakit tak kewalahan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved