Rasio Tes di DIY Belum Ideal, Sri Sultan HB X: Mestinya Swab Tes Bisa 1 Persen dari Jumlah Penduduk

Menurut Sri Sultan, semestinya setiap daerah bisa melakukan swab terhadap minimal satu persen dari jumlah penduduk yang ada

Editor: Muhammad Fatoni
who.int
Berita Update Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta 

"Kami tidak hanya mengejar rasio tes usapnya saja tetapi berusaha untuk mengontrol sebaran. Makanya upaya pelacakan itu menjadi penting karena diperuntukkan bagi upaya mengontrol sebaran virus," ucap Heroe saat dihubungi, Selasa (22/9/2020).

Pemkot Yogya Maksimalkan Pelacakan Riwayat Kontak Pasien untuk Putus Penularan Covid-19

Kampus Tangguh Covid-19 Dicanangkan di Yogyakarta

Heroe menyebut hingga sampai saat ini pihaknya telah melakukan tes usap kepada 4.535 orang dengan rasio jumlah penduduk Kota Yogya sekira 427 ribu jiwa lebih berdasarkan data BPS 2018.

Sementara, jumlah standar tes usap yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah sebanyak 1.000/1 juta penduduk tiap pekannya.

"Kami juga masih tersedia stok sekira 3000 lagi dan kami juga sudah merencanakan untuk menambah cadangan guna penguatan pelacakan dan mengontrol sebaran virus," ungkap dia.

Di sisi lain, Heroe menyebut upaya tes usap yang dilakukan pihaknya juga masih terkendala oleh jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.

Anggota kepolisian melakukan penyemprotan disinfekatan saat aksi kampanye lawan Corona di kawasan Malioboro, kota Yogyakarta, Kamis (10/9/2020). Dalam kampanye gerakan melawan Corona selain edukasi protokol kesehatan juga dibagikan masker dan penyemprotan disinfektan ke kawasan wisata tersebut.
Anggota kepolisian melakukan penyemprotan disinfekatan saat aksi kampanye lawan Corona di kawasan Malioboro, kota Yogyakarta, Kamis (10/9/2020). Dalam kampanye gerakan melawan Corona selain edukasi protokol kesehatan juga dibagikan masker dan penyemprotan disinfektan ke kawasan wisata tersebut. (TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri)

Selain itu, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus Pemkot Yogya juga telah menetapkan klasifikasi bagi masyarakat yang akan dilakukan tes usap maupun tes lainnya bagi mereka yang terlacak pernah berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

"Karena saat kami menyampaikan masyarakat yang pernah kontak erat dengan pasien Covid-19, itu belum langsung di tes usap. Pertama kalau yang berkontak erat itu ada indikasi kami sarankan isolasi mandiri dulu," katanya.

Swab Tes di Bantul Belum Ideal 

Sementara di Bantul, Pemkab mengakui bahwa upaya tes swab yang dilakukan di wilayah tersebut selama ini memang belum ideal dari sisi kuantitas.

Juru Bicara Percepatan Penanganan Penularan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, mengatakan tes swab yang telah dilakukan Bantul dari Maret hingga 7 September 2020 baru sekitar 4.000 - 5000 spesimen.

"Jumlah tersebut memang belum ideal," kata dia, saat dihubungi pada Selasa (22/9/2020).

Oki, sapaan akrab Sri Wahyu Joko Santoso, mengungkapkan apabila akan memenuhi standard ideal yang direkomendasikan WHO, dengan rasio 1 per 1.000 penduduk/Minggu.

Sehingga apabila dikalkulasi dengan jumlah populasi di Kabupaten Bantul, angka tersebut belum bisa dicapai di Kabupaten Bantul.

Kendati demikian, saat ini Pemkab Bantul terus berupaya. Satu di antaranya dengan mengupayakan membeli satu unit mobil layanan tes polymerase chain reaction (PCR).

Petugas bersiap melakukan uji swab massal bagi pelaku perjalanan di halaman kantor dinas kesehatan Bantul, Selasa (23/6/2020)
Petugas bersiap melakukan uji swab massal bagi pelaku perjalanan di halaman kantor dinas kesehatan Bantul, Selasa (23/6/2020) (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Mobil yang akan dimanfaatkan sebagai layanan swab massal itu, saat ini masih dalam proses pengadaan. Ditargetkan dua bulan selesai.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved