Advertorial
Pembela Pancasila Sakti Bakal Dibentuk di Tiap Kecamatan
Pelantikan Komandan Srikandi Pembela Pancasila Sakti (PPS) Kecamatan Sanden dilaksanakan di Balaidesa Murtigading, Sanden, pada Minggu (20/9/2020) lal
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pelantikan Komandan Srikandi Pembela Pancasila Sakti (PPS) Kecamatan Sanden dilaksanakan di Balaidesa Murtigading, Sanden, pada Minggu (20/9/2020) lalu.
Kegiatan pelantikan dibarengi dengan senam sehat 'sak isane'. Nantinya, PPS sebagai wadah membela pancasila ini akan terus dilebarkan dan didirikan di-17 kecamatan di Bantul.
Harapannya, Pancasila sebagai dasar ideologi negara tetap kokoh dan tidak ada yang mengotak-atik lagi.
"PPS ini akan kita bentuk di tiap kecamatan di Bantul," kata Pembina PPS Kabupaten Bantul, Drs. HM. Gandung Pardiman, MM di sela prosesi pelantikan.
Hadir pula dalam kegiatan itu, Penasihat PPS Bantul, Erwin Nizar, H. Suryono, Paidi, Heru Sudibyo, Ketua Relawan Perempuan Kusuma Noto (PKNT), Anis Lestari dan Ketua PPS Srikandi Kecamatan Sanden, Fitri Nur Hanifah.
• Relawan Noto Mendapat Pembekalan Ideologi Pancasila
Gandung yang juga politisi senior partai Golkar itu mengaku optimis target pembentukan PPS di setiap kecamatan di Bumi Projotamansari bakal segera terwujud.
Ia menilai PPS ini sangat penting dibentuk, sebagai wadah untuk membendung pihak-pihak yang ingin memeras Pancasila.
Menurut Gandung, Pancasila sebagai dasar ideologi negara sudah final.
Tidak bisa diperas-peras lagi.
"Sebab itu, dengan adanya PPS diharapakan dapat memberikan pencerahan sekaligus pemahaman mengenai Pancasila kepada masyarakat luas," terangnya.
Lebih lanjut, Gandung menyampaikan, di Pilkada Bantul 2020, partai Golkar telah bersikap mendukung pasangan Suharsono - Totok Sudarto.
Salah satu pertimbangannya karena duet pasangan dengan jargon NoTo itu, memiliki ideologi yang jelas yaitu pancasilais sejati.
Tidak akan mungkin mengubah Pancasila.
Sebab, apabila Pancasila sebagai dasar ideologi negara diubah ataupun diperas-peras, akan sangat berbahaya.
Bahkan, bisa membawa kehancuran bangsa Indonesia. Menurut Gandung, pemahaman ini sangat penting diketahui.