Yogyakarta
Di Awal Pandemi, Ada 5 Berita Hoaks terkait Covid-19 Muncul di DIY Setiap Bulan
Berita bohong atau hoaks menjadi tantangan besar yang ikut menghambat penanganan pandemi Covid-19. Bahaya yang ditimbulkan berita hoaks terkait pande
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Berita bohong atau hoaks menjadi tantangan besar yang ikut menghambat penanganan pandemi Covid-19.
Bahaya yang ditimbulkan berita hoaks terkait pandemi tidak main-main.
Misalnya orang menjadi tidak percaya bahwa Covid-19 itu ada.
Akibatnya, mereka menjadi tidak waspada dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang diinstruksikan pemerintah.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY, Ir Rony Primanto Hari, MT.
• HOAKS: Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Virus Corona, Begini Penjelasan dari Ahli
"Bahayanya nyata terjadi di DIY ini. Orang menjadi tidak percaya pada suatu fakta. Misalnya, fakta tentang Covid-19 itu sendiri. Mereka menganggap pandemi ini cuma khayalan, halusinasi, konspirasi," ujar Rony saat dihubungi Tribunjogja.com, Sabtu (5/9/2020).
Ia melanjutkan, akibatnya orang yang termakan hoaks menjadi tidak waspada dan tidak menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, mereka menjadi berlaku seenaknya sendiri.
"Ini sangat menyulitkan kami yang bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk melakukan edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19," tuturnya.
Sebagai contoh, kata dia, pernah terjadi orang yang terkonfirmasi Covid-19 tidak diterima oleh warga sekitar rumahnya.
"Terjadi juga pada tenaga kesehatan, tidak bisa balik ke rumah," ungkap Rony.
Rony menjelaskan, informasi hoaks terkait pandemi terbagi menjadi tiga, yakni yang bersifat global, nasional, dan lokal.
Menurutnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika setiap hari mengeluarkan rilis terkait informasi hoaks yang beredar.
Dalam sehari, kata dia, untuk informasi hoaks skala global dan nasional ada 10-20 informasi yang terkait Covid-19.
• Hoaks! Denda Rp250 Ribu Bagi Warga Tidak Bermasker Viral di Klaten