Bantul
Kisah Penyelamat Korban Hanyut di Parangtritis, Ternyata Atlet Surfing
Meski berperawakan kecil, Uyuk sapaan akrabnya sangat piawai mengolah gelombang laut menjadi tempat paling favorit untuk bermain.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Ari Nugroho
"Lima kali saya ajak menyelam. Masih setengah sadar, dan tetap saya peluk terus," ungkap dia.
Jarak dari bibir pantai menurutnya sekitar 200 meter.
Butuh tenaga ekstra agar bisa sampai ke tepian pantai.
"Saya ajak komunikasi sudah setengah sadar. Kondisinya lemas dan hampir pingsan. Mungkin karena terlalu banyak minum air. Melihat kondisi seperti itu teman-teman saya datang dan dibawa ke rumah sakit korbannya," kenangnya.
Tiga Puluh Menit Mencari Faran
Usai Afrian dinyatakan selamat, satu teman yang lain yakni Ervian Risky Dwi Tama juga berhasil diselamatkan Uyuk.
Begitu penyelamatan kedua dilakukan, salah satu dari rombongan berkata jika masih ada satu temannya yang ada di tengah.
Mendengar hal itu, Uyuk bergegas kembali ke tengah pantai dengan papan Surfing berwarna putih kombinasi hijau miliknya.
• Cerita Teman Korban Hanyut Pantai Parangtritis
Seingat dia, cukup lama pengunjung berusia 19 tahun itu berada di tengah pantai melakukan penyisiran.
"Ada sekitar tiga puluh menitan kayaknya. Saya tunggu barangkali ada tanda-tanda akan timbul. Ternyata tidak ada," terang dia.
Tak berselang lama petugas SAR lain menjemputnya menggunakan perahu karet.
Tim tersebut pun melakukan penyisiran ke arah Barat sejauh 600 meter dari titik tenggelam.
"Kami ke Barat sekitar 600 meter. Tapi tetap tidak ada tanda-tanda," ungkap dia.
Remaja yang sudah menaklukkan ombak pantai sepanjang Banten hingga ujung Timur Indonesia itu pun mengakui jika ombak pagi itu sangatlah tinggi.
"Makanya saya pakai surfing. Kalau pakai perahu tidak mungkin mampu menembus. Sementara penyelamatan juga berpacu dengan waktu," tutup pria yang menggeluti olahraga Surfing sejak usia 3 tahun itu.(TRIBUNJOGJA.COM)