Sejengkal Halaman Gizi Keluargaku Cegah Stunting di Masa Pandemi

Lahan sempit dapat menghasilkan bahan makanan bergizi jika dikelola dengan baik. Bersamaan dengan itu, maka masalah stunting dapat diatasi

Penulis: Santo Ari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA/SANTO ARI
Seorang ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Arimbi itu di Sambilegi Kidul manfaatkan pekarangan rumah yang sempit untuk ditanam sayuran bergizi 

Sementara limbah dari hasil panen tanaman juga dijadikan bahan baku pakan bagi ikan lele.

Selain itu mereka juga menerapkan biopori pot untuk memanfaatkan sisa organik rumah tangga.

"Sisa organik rumah tangga dimasukkan di biopori pot untuk difermentasikan kemudian hasil fermentasi ini akan jadi pupuk untuk tanaman. Ini hanya dengan menggunakan botol plastik bekas, paralon bekas. Jadi tidak ada residu yang terbuang sia-sia dalam konsep zero waste ini," ulasnya.

Ia berharap, metode ini dapat diduplikasi oleh seluruh warga sehingga permasalahan stunting dapat diatasi. Terlebih cara ini hanya membutuhkan biaya yang terbilang sedikit.

6% balita stunting

Fitri Pamungkas Sari, Nutrisionis dari Puskesmas Depok I menjelaskan angka stunting di Desa Maguwoharjo berada di angka 6% atau ada 87 dari 1.269 balita yang mengalami stunting.

Faktor penyebabnya ada berbagai macam, seperti kurangnya pengetahuan ibu, faktor ekonomi dan juga faktor dari bawaan.

Untuk mengatasi masalah stunting ini, Puskesmas Depok I telah menerapkan berbagai program, misalnya bantuan makanan tambahan hingga melatih kader untuk pemberian makan bayi dan anak.

Ia pun mengapresiasi apa yang dilakukan oleh ibu-ibu (KWT) Arimbi dalam memenuhi kebutuhan makanan bergizi untuk keluarga.

"Salah satu cara mencegah stunting bisa dengan ketahanan pangan, sehingga ibu-ibu bisa mengolah dari hasil ini untuk memulihkan kasus stunting di wilayah masing-masing," ucapnya.

Pertamina Ingin Ikut Entaskan Masalah Stunting

Melihat permasalah ini, PT Pertamina (Persero) bergerak membuat program 'Sejengkal Halaman Gizi Keluargaku' untuk masyarakat di wilayah Padukuhan Sambilegi kidul, Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman.

Anna Yudhiastuti selaku Unit Manager (UM) Communication, Relations, & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Bagian Tengah (JBT) mengungkapkan pihaknya telah menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adisutjipto, di mana wilayah Sambilegi kidul merupakan ring satunya.

Melalui program ‘Sejengkal Halaman Gizi Keluargaku’ Pertamina mendorong masyarakat untuk dapat memanfaatkan pekarangan rumah.

"Pekarangan rumah walaupun sempit namun tetap bisa menghasilkan sumber makanan bergizi yaitu sayuran dan ikan. Dengan demikian kebutuhan nutrisi masyarakat dapat terpenuhi, khususnya bagi anak dalam mencegah stunting," ungkapnya.

Ia menjelaskan, program ini sudah berjalan sejak bulan Maret tahun 2020 dan mendapatkan respon yang baik dengan diikuti oleh 18 Dasawisma atau 180 Kepala Keluarga (KK) di Padukuhan Sambilegi Kidul.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved