Yogyakarta
Pesawat N250 Gatotkaca Kini Beristirahat di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta
Bertepatan dengan azan subuh, Jumat (21/8/2020) pukul 04.30 WIB, N250 Gatotkaca tiba di Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla) TNI AU Yogyakart
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Sang Gatotkaca telah menempuh perjalanan sejauh 567 km menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
• Pesawat N250 Gatotkaca Tiba di Museum Dirgantara, Siap Dipamerkan Awal September Mendatang
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada aparat yang ada di jalan, polisi, Polda yang kami lewati beserta jajarannya semua membantu. Jasa marga juga membantu kami. Semua sangat membantu perjalanan,” ucap Fajar.
Setidaknya ada 80 personil yang dilibatkan dalam pemindahan N250 Gatotkaca hingga proses perakitan kembali.
Mereka terdiri atas 20 personil PT Dirgantara Indonesia dan 60 personil TNI AU.
Menurut Fajar, tim tersebut akan melakukan perakitan kembali N250 Gatotkaca seperti saat ia terbang pertama kali pada 1995.
Proses itu membutuhkan waktu sekitar satu minggu ke depan.
Fajar menerangkan, pihaknya berupaya perakitan selesai pada Agustus ini agar momen hari kemerdekaan belum hilang.
“Nanti kami akan rapikan, bagian dalamnya akan kami sesuaikan dengan saat terbang pertama kali. Instrumen-instrumennya, tempat-tempat duduknya kami kembalikan. Jadi masyarakat bisa masuk, bisa duduk dan melihat inilah pesawat ciptaan bangsa sendiri,” tutur Fajar.
Gatotkaca menjadi koleksi ke-60 Muspusdirla TNI AU Yogyakarta yang tiba pada 75 tahun peringatan Indonesia merdeka.
Ada perasaan pilu bagi yang mengetahui perjalanan sejarahnya.
Sebab 25 tahun lalu, Gatotkaca menjadi pesawat penumpang pertama yang diciptakan murni dari tangan anak bangsa.
• Pesawat N250 Gatotkaca Tiba di Museum Dirgantara, Siap Dipamerkan Awal September Mendatang
Saat itu, almarhum BJ Habibie tidak hanya membuktikan bahwa anak bangsa bisa menciptakan pesawat, namun juga melahirkan masterpiece sebagai satu di antara pesawat paling canggih pada masanya.
Perjuangan BJ Habibie juga sempat diwarnai air mata, cibiran, cinta, dan kebanggaan dari rakyat Indonesia.
Hal itu cukup jelas tergambarkan dalam film Habibie & Ainun (2012).
“Tidak hanya merancang pesawat, saat itu pesawat yang dirancang oleh almarhum BJ Habibie ini adalah pesawat berteknologi canggih. Sudah menggunakan fly by wire, kemudinya menggunakan sensor-sensor elektronik, di zamannya sangat canggih. Belum ada pesawat propeller yang menggunakan fly by wire. Ini yang pertama. Kemudian, instrumen pesawat ini sudah digital saat itu. Jadi termasuk yang advance,” urai Fajar.