Fenomena Bulan Sabit Muda yang Jadi Penentu Awal Bulan Muharram
Dua fenomena akan hadir menghiasi langit Indonesia penentu bagi awal bulan Muharram (bulan pertama) dalam kalender 1441 Hijriah.
Sejarah Tahun Baru Islam
Penentuan penanggalan pada lampau memiliki kisah dan perjalanan sendiri hingga dipakai pada hari ini.
Satu diantara adalah penentuan Tahun Baru Islam, Sejak jaman jahiliyah bangsa-bangsa terdahulu sudah mempunyai perhitungan hari, minggu dan bulan tetapi belum mempunyai perhitungan tahun.
Dilansir Tribunjogja.com dari Kumpulan Naskah Ceramah Tahun Baru Hijriyah Terbitan Tahun 2010 milik Kementerian Agama, kala itu tahun dinamakan berdasarkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di tahun itu.
Misalnya Tahun Gajah, Tahun Kenabian, Tahun Azan (di tahun mana disyariatkan azan), Tahun Duka-cita (tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah) dan lain-lain sebagainya.
Perhitungan tahun berdasarkan kejadian hijrah dimulai pada tahun 17 Hijriyah, yaitu 17 tahun sesudah kejadian hijrah itu sendiri atau 7 tahun sesudah wafatnya Nabi Muhammad SAW di jaman pemerintahan Khalifah Umar Bin Khaththab r.a.
Menurut al-Sya'bi, yang mendorong diambilnya keputusan tersebut ialah adanya surat dari Abu Musa al-Asy'ari, Amir (Gubernur) di Bashrah kepada Khalifah Umar Bin Khattab, yang menerangkan bahwa beliau menerima surat dari Khalifah Umar Bin Khattab sendiri yang tidak bertanggal dan hal ini menimbulkan kesulitan.
Menurut riwayat Maimuri Bin Maharun, pada suatu hari dibawalah kepada Khalifah Umar sebuah dokumen bertanda Sya'ban tanpa tahun.
Khalifah bertanya bulan Sya'ban yang mana, Sya'ban tahun inikah atau sebelumnya?
Tak seorang jua yang dapat menjawab, sebab itu Khalifah memanggil semua orang terkemuka untuk membahas masalah itu, agar tidak terjadi lagi keraguan dimasa yang akan datang.
Semua berpendapat perlu adanya penanggalan, perlu ditetapkan perhitungan tahun di samping perhitungan hari dan bulan.
Berbagai saran dikemukakan, antara lain agar perhitungan tahun ditetapkan dimulai dengan tahun lahirnya Nabi Muhammad saw. dengan tahun wafatnya Rasulullah saw.; dengan tahun permulaan turunnya wahyu (atau kenabian), dengan tahun terjadinya perang Badar, dengan peristiwa hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah.
Saran terakhir ini berasal dari Sahabat Ali Bin Abi Thalib r.a. dengan ucapan beliau: "Dimulai dari Tahun Hijrahnya Rasulullah saw. meninggalkan daerah Syirk".
Saran ini diterima oleh semua orang, termasuk Khalifah sendiri.
Sejak waktu itu lahirlah perhitungan Tahun Hijriyah yang sampai hari ini dipergunakan oleh seluruh dunia Islam.
Tahun baru Hijriyah dimulai dari tanggal 1 Muharram . (*)