Fenomena Bulan Sabit Muda yang Jadi Penentu Awal Bulan Muharram
Dua fenomena akan hadir menghiasi langit Indonesia penentu bagi awal bulan Muharram (bulan pertama) dalam kalender 1441 Hijriah.
Tribunjogja.com -- Dua fenomena akan hadir menghiasi langit Indonesia dan bisa dijadikan alternatif menemani kejenuhan Anda beraktivitas di rumah saja.
Dua fenomena yang akan hadir hari ini, Rabu (19/8/2020) yaitu fase bulan baru (hilal) dan konjungsi Bulan- Merkurius. Berikut penjelasan lebih rinci tentang kedua fenomena tersebut.
1. Fase bulan baru; pukul 09.41 WIB

Berdasarkan analisis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( Lapan), periode kali ini bulan akan memasuki fase konjungsi atau Bulan Baru pada pukul 09.41.31 WIB, Rabu (19/8/2020).
Jarak bulan baru dari Bumi adalah sekitar 362.655 kilometer dan lebar sudut 32,5 menit busur.
Bulan akan terletak di konstelasi Leo bersama dengan Matahari dan Merkurius.
Untuk diketahui, bulan baru kali ini dapat disebut sebagai Black Moon karena merupakan Bulan baru ketiga dari empat Bulan baru dalam satu musim astronomis.
Bulan baru ini juga menunjukkan bahwa musim dingin di belahan Selatan yang dimulai ketika Solstis Juni dan berakhir ketika Ekuinoks September.
Astronom amatir, Marufin Sudibyo mengatakan bahwa fase bulan bulan baru ini juga merupakan bulan sabit termuda yang menjadi penentu bagi awal bulan Muharram (bulan pertama) dalam kalender 1442 Hijriah.
"Di Indonesia diperhitungkan akan setinggi 2 derajat hingga 3 derajat pada saat Matahari terbenam,"kata Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (1/8/2020).
2. Konjungsi Bulan- Merkurius; 15.20 WIB
Masih berdasarkan data Lapan, puncak konjungsi atau kesejajaran Bulan-Merkurius ini akan terjadi pada pukul 15.20.02 WIB, dengan sudut pisah terkecil yaitu 2,8 derajat.
Akan tetapi, fenomena ini tidak dapat disaksikan bahkan ketika Matahari terbenam ketika sudut pisahnya mencapai 3,1 derajat.
Hal ini dikarenakan posisi Merkurius masih terlalu dekat dengan Matahari.
Ketika Bulan berkonjungsi dengan Merkurius, Bulan memasuki fase Bulan baru dengan iluminasi 0,2 persen dan lebar sudut 32,6 menit busur.
Sedangkan, Merkurius masih berkonjungsi superior dengan Matahari pada jarak 52,9 juta kilometer dengan iluminasi 99,6 persen dan lebar sudut 4,9 detik busur.