Bantul
Mantan Napi Teroris Ikut Upacara HUT Kemerdekaan di TPST Piyungan
Pelaksanaan upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia di kawasan TPST Piyungan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, berlangsung dengan khidmat.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pelaksanaan upacara peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Indonesia di kawasan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, berlangsung dengan khidmat.
Upacara dilaksanakan secara sederhana namun tahun ini lebih spesial diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai unsur.
Ada dari Kepolisian, Warga, Pemulung, Linmas, FKPPI hingga mantan narapidana teroris (Napiter).
Ada lima mantan napiter yang ikut dalam barisan upacara.
Bahkan, selain menjadi peserta, mereka juga bersama-sama membacakan ikrar untuk kembali ke pangkuan Ibu pertiwi.
• Peringati HUT ke-75 RI, Warga Warak Kidul Hentikan Aktivitas dan Hormat Bendera
Kelimanya berjanji melepaskan diri dan meninggalkan serta menjauhi paham yang dapat memecah belah bangsa.
"Kami setia dan patuh terhadap Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Muhamad In'am salah satu mantan Napiter yang memandu teman-teman lainnya, membacakan ikrar.
Selepas upacara, Kelima napiter bersama komunitas pemulung TPST Piyungan yang merupakan warga binaan dari Yayasan Bumi Damai itu, terlihat saling membaur satu sama lain.
Muhammad In'am mengatakan, dirinya bersama teman-teman lainnya, mantan Napiter, mengikuti upacara peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia karena berangkat dari ketulusan hati.
Pihaknya mengaku ingin mengkampanyekan perdamaian di atas bumi pertiwi.
Selain itu, upacara peringatan kemerdekaan baginya sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berdarah-darah, memperjuangkan Kemerdekaan di tanah Indonesia.
• BREAKING NEWS : Wisatawan Membludak di Malioboro, Gubernur DIY Minta UPT Tegas
Dikatakan, Ia bersama teman-teman dan warga lainnya, bisa hidup enak karena jasa pahlawan.
Sebab itu, dirinya telah berjanji tidak akan merongrong lagi perdamaian di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Dosa kami kepada bangsa mudah-mudahan dimaafkan. Kita ingin hidup damai berdampingan. Kita saling memberikan yang terbaik untuk bangsa," kata Wakil Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Yayasan tersebut memiliki misi mulia, merangkul dan mengajak para mantan Narapidana Teroris untuk kembali ke pangkuan NKRI.
Menurut In'am, yayasan lingkar perdamaian, memiliki pusat di Lamongan.
Di Lamongan, dirinya bertindak sebagai Ketua Program Pemberdayaan dan Pendampingan.
Saat ini, diakuinya, anggotanya sudah mencapai 100 eks napiter.
In'am bercerita, dirinya masih satu keluarga dengan Amrozi, terpidana yang dihukum mati karena menjadi penggerak utama dalam peristiwa Bom Bali 2002.
Ia juga memperkenalkan mantan eks napiter lainnya yang ikut dalam upacara siang itu.
Menurut dia, ada Saefudin, terpidana teroris yang pernah terlibat dalam konflik Moro dan ditangkap di Afghanistan.
Selanjutnya, ada Fajar, yang merupakan mantan orang yang terlibat dalam kasus Bom Buku di Utan Kayu, Jakarta Utara pada tahun 2011.
Ada juga Sumarno atau Abu Akas, lalu Hasan yang menurutnya pernah terlibat dalam aksi bom solo.
• Gunakan APD Lengkap, TRC BPBD DIY Gelar Upacara Kemerdekaan
Kelima mantan narapidana yang pernah terlibat dalam aksi terorisme itu, berikrar dan mengikuti upacara kemerdekaan dengan penuh khidmat.
Upacara dipimpin oleh Brigadir Yusuf dari Direktorat Sabhara Polda DIY sementara bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto.
Dalam amanatnya, Yulianto mengaku pelaksanaan upacara di TPST Piyungan sangat luar biasa, bahkan sampai membuat dirinya merinding.
Pihaknya mengapresiasi semua peserta yang terlibat dalam upacara.
Mulai dari mahasiswa, warga, para pemulung, Linmas, FKPPI dan teristimewa Kepada para mantan Napiter yang berkenan mengikuti upacara peringatan 75 tahun Kemerdekaan Indonesia.
"Saya merasa bersyukur, inilah bentuk bahwa mereka menginginkan kembali ke masyarakat," ucap Yulianto.
Pihaknya meminta kepada warga agar dapat menerima mantan Napiter itu dengan baik.
"Mereka tidak ada bedanya dengan kita semua," ujarnya. (TRIBUNJOGJA.COM)