Pendidikan

Teknologi Wolbachia, Inovasi UGM untuk Kemanusiaan

Penerapan teknologi Wolbachia pada nyamuk tak ubahnya meningkatkan imunitas nyamuk sendiri agar bisa terlindungi dari infeksi virus dengue.

Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
Nyamuk aedes aegypti 

Menurutnya di awal riset ini mereka banyak melakukan pekerjaan di laboratorium dengan mengembangkan populasi nyamuk yang mengandung wolbachia.

Selanjutnya populasi nyamuk berwolbachia disebarkan di setiap rumah penduduk.

Meski populasinya belum mampu mempengaruhi total nyamuk yang ada namun ia berkeyakinan jumlahnya nyamuk wolbachia baik jantan dan betina akan terus bertambah karena akan berkembang biak terus di alam liar.

“Kita akan hentikan penyebarannya jika keturunan wolbachia sudah mencapai 60 persen daro total populasi nyamuk di suatu tempat,” katanya.

Nyamuk Ber-Wolbachia Berhasil Kurangi 74 Persen Kasus DBD di Kota Yogyakarta

Eggi Arguni, Ph.D., selaku anggota tim peneliti WMP yang lainnya mengatakan pada tahap awal pelaksanaan penelitain ini pihaknya banyak banyak berdialog dengan masyarakat agar masyarakat bisa diajak kerja sama dalam pengembangan teknologi wolbachia ini.

“Kita lebih banyak mendorong komunikasi dengan warga,” ujarnya.

Penerapan teknologi Wolbachia pada nyamuk menurut Eggi tak ubahnya meningkatkan imunitas nyamuk sendiri agar bisa terlindungi dari infeksi virus dengue.

“Ini mirip vaksinasi agar nyamuk punya imunitas dari virus,” katanya.

Menurutnya, nyamuk yang yang mengandung wolbachia akan mengalami modifikasi RNA sehingga virus dengue tidak bisa melakukan replikasi di dalam sel tubuh nyamuk.

”Nyamuk yang tidak punya wolbachia, replikasi virus dengue sangat tinggi dibanding nyamuk yang ada wolbachianya,” pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved