Human Interest Story
Nikah Bareng Merah Putih, Sebelas Pasang Pengantin Main Tiktok di Tepi Pantai
Acara tersebut merupakan nikah bareng dengan total keseluruhan peserta ada 75 pasangan yang menikah secara bertahap selama bulan Agustus.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Hari masih pagi dan baskara tertutup kabut tipis, ketika sebelas pasang pengantin itu berjalan pelan di antara rimbun pohon cemara pantai Cemara Sewu, di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.
Pucuk daun-daun kering musim kemarau dan pasir basah sisa hujan semalam, turut menjadi saksi kebahagiaan para insan yang sedang dilanda asmara.
Ditepian pantai, berjarak kurang lebih 15 meter dari ombak yang bergulung-gulung.
Sebelas pengantin itu berbaris.
Dibimbing oleh dua pemandu, mereka melakukan aksi tak biasa dengan bermain tiktok.
Menggerakkan tangan dan menggoyangkan badan dibalik busana adat Nusantara.
Sontak, tingkah jenaka para pengantin itu mengundang tawa.
• Pria Ini Berikan Bendera Merah Putih Sebagai Mahar Pernikahan, Simbol Perjuangan Lepas Masa Lajang
"Lagi, lagi, diulang sekali lagi yaa," suara pemandu acara terdengar renyah, meminta pemandu dan para pengantin itu mengulang lagi permainan tiktok. Lagi-lagi, tingkah jenaka para manten itu, membuat pengunjung tertawa. Ditambah, aksi lucu para pengiring yang datang dengan memakai kostum tematik. Seperti pakaian ala anak-anak SD-SMA, dokter, penyelam hingga astronot, menambah suasana menjadi riuh gembira.
Bukan hanya bergembira ria, para pengantin itu juga diajak menundukkan kepala.
Mereka menabur bunga dan panjatkan doa untuk mengenang tragedi pantai selatan yang merenggut 7 korban jiwa beberapa waktu lalu.
Selain itu, doa juga dihadiahkan untuk para pahlawan yang telah gugur mengabdikan segenap jiwa raga demi Indonesia merdeka.
Ya, sebelas pasang pengantin itu adalah peserta nikah bareng merah putih Dirgahayu 75 tahun Indonesia merdeka.
Nikah bareng tersebut dipersembahkan oleh Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) Sewon, Bantul bersama dengan Kantor Kementerian Agama Bantul dan didukung pelbagai pihak.
Bermain tiktok massal dan doa di pantai Cemara Sewu, merupakan acara pra nikah.
Sebelum akhirnya para pengantin itu diarak sejauh lima kilometer menggunakan kereta dan gerobak milenial menuju kantor urusan agama (KUA) kecamatan Kretek untuk melangsungkan Ijab.
• Kisah Pria di Buleleng Nikahi Dua Wanita Sekaligus, Awalnya Bingung Untuk Pertemukan Kedua Pacarnya
Ketua panitia sekaligus Ketua Fortais, RM Ryan Budi Nuryanto mengatakan, pernikahan massal merah putih membawa misi sosial, religi, budaya, dan pariwisata.
Kegiatan prewedding sengaja dilakukan di Pantai Cemara Sewu dengan misi mempopulerkan kepada masyarakat bahwa Kabupaten Bantul memiliki objek wisata berkonsep Wedding Destination yang sangat bagus.
Harapannya, dapat menginspirasi masyarakat untuk kembali berwisata di masa adaptasi kebiasaan baru dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Sehingga objek wisata bisa kembali bangkit dan menggeliatkan ekonomi kerakyatan yang selama ini terdampak oleh pandemi," ucap dia.
Bupati Suharsono Jadi Saksi
Selain dihadiri pihak keluarga, nikah bareng merah putih yang dilangsungkan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kretek, Bantul dihadiri langsung oleh Bupati Bantul Drs Suharsono.
Orang nomor satu di Bumi Projotamansari itu bersama dengan Kepala Kantor Kementerian Agama Bantul, Aidi Johansyah didapuk untuk menjadi saksi pernikahan unik.
• Pernikahan Viral di India, Seorang Pria Diculik dan Dipaksa Nikahi Wanita yang Tak Dikenalnya
Tema yang diusung dalam pernikahan tersebut, kata Ryan adalah bersatu merajut kasih, berjuang di tengah pandemi untuk Indonesia maju.
Acara tersebut merupakan nikah bareng dengan total keseluruhan peserta ada 75 pasangan yang menikah secara bertahap selama bulan Agustus.
Puncaknya adalah 11 pasang pengantin yang dinikahkan di KUA Kretek.
Prosesi pernikahan berlangsung dengan unik dan tak biasa. Seserahan menggunakan cincin batu merah putih, pisau, layah sayur dan buah.
Semua itu disiapkan dengan harapan, "bisa menjadi bekal para pengantin membina rumah tangga di masa adaptasi kebiasaan baru," ucapnya.
Salah satu pasangan dalam nikah bareng tersebut adalah Richo Eko Praditia, (23).
Pemuda yang berprofesi sebagai pedagang angkringan itu menikah dengan perempuan idamannya, Keni Ari Nuryani, warga Gamping, Sleman.
Adanya program nikah bareng, menurut Richo mengaku sangat membantu.
Ia mengaku sudah berpacaran dengan Keni, selama setahun.
Ketika mengetahui ada acara nikah bareng merah putih, ia mengaku tidak berfikir panjang dan langsung mengikutinya.
"Jadi, saya merasa sangat terbantu," ucap Jejaka asal Surakarta itu.(TRIBUNJOGJA.COM)