Yogyakarta

Suka Duka Guru TK Mengajar selama PJJ, Harus Siap Hampir 24 Jam

Ia pun mengakui bahwa melaksanakan PJJ lebih repot ketimbang pembelajaran tatap muka seperti biasa. Namun, hal itu menjadi satu-satunya jalan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti A. Husna
Kepala TKN Pembina Yogyakarta, Muryati, sedang menunjukkan bahan prakarya yang akan dibagikan kepada anak didik. Orang tua mengambil bahan ajar seminggu sekali ke sekolah untuk dikerjakan anak di rumah. 

Ia pun mengakui bahwa melaksanakan PJJ lebih repot ketimbang pembelajaran tatap muka seperti biasa. Namun, hal itu menjadi satu-satunya jalan.

“Sebenarnya kami lebih repot, tapi keadaan seperti ini kami buat senang saja. Yang penting orang tua tidak merasa keberatan kalau melakukan bimbingan di rumah,” bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala TKN Pembina Yogyakarta, Muryati mengatakan, selama pandemi para guru juga memiliki tambahan pengeluaran berupa kuota internet. 

Menurut wanita yang akrab disapa Yeti ini, bantuan operasional pendidikan (BOP) selama pandemi dapat digunakan untuk membeli kuota internet guru.

Namun, pada kenyataannya banyak yang tidak terpakai karena sekolah hanya dapat menyediakan kuota dari satu jenis provider.

“Jadi banyak yang tidak terpakai karena beda provider. Alokasi bantuan pulsa juga tidak banyak. Mayoritas untuk pulsa dan kuota dari biaya mandiri guru,” ungkapnya.

Sementara, lanjut Yeti, dana BOP tetap digunakan untuk membeli bahan ajar anak dan pemberian makanan tambahan (PMT).

Setiap pekan sekali anak tetap mendapat bahan ajar semisal alat mewarnai dan prakarya yang diambil orang tua ke sekolah. Juga PMT semisal buah-buahan dan nasi boks yang diberikan setiap sebulan sekali. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved