Gunungkidul

Dugaan Pencemaran Kali Pancuran, DLH Gunungkidul Ambil Sampel Air

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul belum lama ini melakukan pengambilan sampel air di Kali Pancuran. Sampel air ini nantinya akan menjalani peng

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Gunungkidul 

Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul belum lama ini melakukan pengambilan sampel air di Kali Pancuran.

Sampel air ini nantinya akan menjalani pengujian di laboratorium.

Sekretaris DLH Gunungkidul Aris Suryanto menjelaskan pengambilan sampel air itu guna memastikan apakah sungai tersebut tercemar limbah, seperti laporan masyarakat beberapa waktu lalu.

"Ini jadi langkah awal melakukan kajian ilmiah terkait kandungan yang ada di Kali Pancuran," jelas Aris dihubungi pada Selasa (11/08/2020).

Polemik Pencemaran Limbah di Kali Pancuran, Industri Tahu-Tempe Diminta Bangun IPAL Mandiri

Seperti yang diberitakan sebelumnya, warga yang berada di Pedukuhan Besari, Siraman, Wonosari mengeluhkan kondisi Kali Pancuran yang tercemar.

Airnya menjadi keruh dan menguarkan aroma busuk menyengat.

Pengujian ini sekaligus untuk membuktikan dugaan, apakah sumber pencemaran berasal dari limbah industri pembuatan tahu-tempe. 

Terpisah, Kepala UPT Laboratorium DLH Gunungkidul Anna Prihatini mengatakan sampel air diambil dari 5 titik air sungai.

Berdasarkan hasil sementara, air tersebut telah terkontaminasi berbagai jenis limbah.

"Namun ini belum hasil pasti, karena kami baru mengambil sampel dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri tersebut," jelas Anna.

Aris menjelaskan nantinya hasil uji dari sampel air sungai dan sampel IPAL akan dibandingkan.

Berdasarkan komparasi tersebut akan bisa diketahui apakah kandungan kedua sampel tersebut sama, untuk membuktikan sumber pencemarannya.

Pemkab Magelang Bentuk Tim Tangani Permasalahan Warga dan Perusahaan yang Diduga Sebabkan Pencemaran

Hasil ini nantinya akan menjadi dasar penyelesaian masalah dan konflik antara warga dan pelaku industri.

Sebab menurut Aris masalah ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

"Nanti akan diketahui secara jelas pihak mana yang berkontribusi dalam mencemari Kali Pancuran," katanya.

Lebih lanjut, Aris mengatakan kajian ilmiah ini akan menjadi bukti paling kuat penyebab tercemarnya Kali Pancuran.

Pihaknya tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah, hingga hasil uji keluar seluruhnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved