Sleman
Warga Terdampak Pembangunan Tol Yogya-Bawen Kebingungan Karena Desain yang Keliru
Sosialisasi pembangunan tol Yogyakarta-Bawen, di Balai Desa Margokaton, Kecamatan Seyegan pada Selasa (28/7/2020) diwarnai kebingungan warga.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Sosialisasi pembangunan tol Yogyakarta-Bawen, di Balai Desa Margokaton, Kecamatan Seyegan pada Selasa (28/7/2020) diwarnai kebingungan warga.
Hal itu lantaran adanya kekeliruan gambar desain yang dipaparkan, di mana yang seharusnya lurus namun masih terlihat dengan desain berbelok.
Terkait hal tersebut, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksanaan Tol Yogyakarta-Bawen, Heru Budi Prasetya mengatakan, desain tol adalah jalan lurus dan tidak berbelok dan perubahan desain itu sudah dilakukan sejak lama.
Hanya saja, ada kekeliruan saat memberikan informasi pertama ke desa setempat.
• Tol Yogyakarta-Bawen Trabas Mayoritas Pemukiman Warga Desa Margomulyo Sleman
"Perubahan desain tol, hanya berjarak kurang lebih 100 meter. Yang mana, perubahan tersebut tidak akan memengaruhi dokumen perencanaan pengadaan tanah (DPPT). Itu sudah benar, hanya petanya yang salah, nanti petanya akan kami betulkan," ungkapnya.
Heru menuturkan, pembangunan tol di kawasan Margokaton akan memakan banyak lahan persawahan.
Jalur di wilayah ini akan berada di atas selokan Mataram dan dibangun dengan menggunakan tiang pancang.
Untuk data semenetara, ada 190 bidang terdampak di Margokaton dengan luasan 102.926 meter persegi.
Area yang paling banyak terdampak adalah area persawahan.
Sedangkan untuk fasilitas umum, ada satu tempat ibadah yang akan dilakukan relokasi dan satu makam di Dusun Susukan yang terkena dampak.
Kepala Dusun Bantulan, Margokaton, Yuli Purwanto menjelaskan, dengan adanya perubahan desain tersebut diperkirakan akan menambah jumlah lahan terdampak pembangunan tol.
• BREAKING NEWS : Update Covid-19 di DIY 28 Juli 2020, Tambahan 15 Kasus Positif Baru
Diketahui, dalam desain awal, ada sekitar 20 kepala keluarga terdampak.
"Tapi kami belum memastikan berapa jumlahnya. Belum kami hitung," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Margokaton, Sutejo mengungkapkan, di Dusun Bantulan ada satu RT yang terkena dampak.
Namun demikian, ia mengungkapkan bahwa masyarakat terdampak rata-rata sudah memiliki cadangan tanah, selain yang ditempati saat ini.
"Hanya dua atau tiga orang yang belum memiliki tanah lain dan pihak desa masih akan membantu," ungkapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)
