Kasus Baru Covid-19 Meningkat, Swab Tes Massal di DIY Telah Mulai Dijalankan

Kondisi kasus positif yang melonjak tersebut, ditegaskan Biwara masih bisa ditangani pihak rumah sakit.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
Petugas media mengambil sampel darah saat pelaksaan rapid test untuk pedagang pasar di Balai Desa Condongcatur, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (9/6/2020). Pemkab Sleman melajukan uji tes covid-19 berupa rapid tes dan tes swab untuk pedagang di sejumlah pasar. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peningkatan kasus Covid-19 di DIY pada 19 Juli 2020 sebanyak 16 kasus dalam sehari, dijelaskan Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Biwara Yuswantana, karena semakin masifnya pengambilan swab.

Selain itu, disusul juga meningkatnya aktifitas masyarakat yang ada di wilayah DIY.

"Justru fase sekarang ini fase yang saya kira perlu perhatian kita semua, termasuk Gugus Tugas. Sering saya sampaikan ketika aktifitas terbuka, meski baru dicoba, berarti potensi dan kerentanan membesar. Intinya mobilitas orang dari luar dan dari daerah lain, saya kira betu-betul perlu pengawasan," ucapnya, ditemui di Gedung Pracimasana Kompleks Kepatihan, Senin (20/7/2020).

UPDATE 20 Juli Sore: Jumlah Kasus Virus Corona Bertambah 1.693, Total Pasien COVID-19 Jadi 88.214

Vaksin Virus Corona atau Covid-19 Sudah Tiba di Indonesia

Kondisi kasus positif yang melonjak tersebut, ditegaskan Biwara masih bisa ditangani pihak rumah sakit.

Hal ini lantaran okupansi rumah sakit rujukan yang menangani pasien Covid-19 belum sampai setengahnya.

Pun dengan APD yang masih mencukupi di semua rumah sakit dan puskesmas.

"Tempat tidur critical dengan ventilator sebanyak 29, sementara baru terisi 1 masih ada 28 tempat tidur. Tempat tidur noncritical kita ada 321 yang tersedia, yang digunakan 130 di 27 rumah sakit rujukan. Artinya separuh aja belum ada. Semoga tambah positif tapi kesembuhan meningkat," urainya.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana (TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah)

Selanjutnya untuk stok PCR juga diakuinya masih mencukupi namun Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di DIY mengajukan permintaan tambahan ke pemerintah pusat.

Penggunaan PCR sendiri saat ini disesuaikan dengan stok yang dimiliki rumah sakit dan juga prioritas digunakan untuk tenaga kesehatan di rumah sakit dan puskesmas.

"Pengadaan BTT (Belanja Tak Terduga) semua untuk massal swab itu kita menerima 265.000. Masih banyak stok. Pengeluaran 11.100 untuk pengadaan BTT," urainya

Ia menambahkan, swab massal nantinya tidak hanya menyasar tenaga kesehatan saja, namun juga masyarakat luas.

"Nanti menyusul. Nunggu. Prioritas sekarang nakes. Semua yang terkait," beber pria yang menjabat sebagai Kepala Pelaksana BPBD DIY tersebut.

TES COVID UNTUK PEDAGANG PASAR. Petugas medis mengambil sampel uji swab pedagang pasar di Balai Desa Condong Catur, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (9/6/2020)
TES COVID UNTUK PEDAGANG PASAR. Petugas medis mengambil sampel uji swab pedagang pasar di Balai Desa Condong Catur, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (9/6/2020) (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Selain swab, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mencatat pelaksanaan rapid test hingga 19 Juli 020 sebanyak 43.573 baik yang dilakukan di rumah sakit dan puskesmas. Hasilnya, 1.064 reaktif dan 41.698 negatif.

Sementara itu, Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Kadarmanta Baskara Aji, mengatakan peningkatan kasus di DIY dipengaruhi oleh sudah terbukanya akses keluar masuk oleh siapa saja, baik wisatawan, pelaku bisnis, dan juga okupansi hotel yang meningkat.

"Banyak orang luar ke kota, baik datang dan pergi sudah terpapar Covid-19. Kita sudah minta pada teman-teman kabupaten/kota untuk melakukan swab massal sehingga nanti kita bisa langsung tahu seseorang positif maupun negatif supaya tidak ada transmisi lokal," ucap Aji.

Apa Kata Ahli Epidemiologi Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta Tambah 16 Kasus Pasien Covid-19, Berikut Riwayatnya

Aji pun mengatakan bahwa sasaran swab massal nantinya adalah pendatang, tempat kerumunan yakni pasar dan tempat wisata.

"Begitu ada yang terkonfirmasi, kita lakukan swab hasil tracing," ungkapnya.

Ia menambahkan, bahwa sebelumnya pihaknya kesulitan dengan SDM yang memiliki kompetensi swab.

Namun saat ini, ratusan tenaga medis telah menjalani pelatihan dan bisa melakukan swab guna mendukung pelaksanaan swab massal.

"Jadi nggak usah terlalu khawatir. Justru kalau kita langsung ketemu orangnya, itu yang lebih baik. Kalau dia nggak ketahuan keluyuran kemana-mana, itu yang berbahaya," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved