Kustini Sri Purnomo: Menjadi Pembatik Harus Bangga Karena Tak Semua Orang Bisa
Dra Hj. Kustini Sri Purnomo (KSP), Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sleman mengunjungi batik morena
TRIBUNJOGJA.COM - Dra Hj. Kustini Sri Purnomo (KSP), Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sleman dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman menyambangi pengrajin Monera Batik di Ngaglik.
Kunjungan Kustini Sri Purnomo ke UKM ini dalam rangka gerakan turun langsung ke masyarakat. Selain itu juga di sini Kustini Sri Purnomo juga ikut melaunching sarung parijotho.
Sarung parijotho merupakan produk baru dari batik Monera. Sarung parijotho adalah sarung yang bermotif parijotho salak khas Kabupaten Sleman.
Dalam kunjungan ini Kustini Sri Purnomo juga bertemu dengan 10 pengrajin batik yang mewakili pembatik dari wilayah timur sisi utara Sleman.
Dian Monera sebagai pemilik batik brand Monera mengatakan, dulu pengrajin batik tidak tahu cara membatik.
Tapi berkat ada pelatihan dan workshop, kini mereka bisa membuat batik mulai dari menggambar hingga menjadi kain batik.
Dian mengatakan, ia sangat bangga bisa dipercaya oleh Kustini Sri Purnomo yang juga inisiator Batik Parijotho Salak untuk membuat batik tersebut dalam jumlah banyak untuk dibagi-bagikan kepada kader.

"Kami sangat berterimakasih karena Kustini Sri Purnomo telah memberdayakan para pengrajin batik yang saat covid-19 kemarin sepi orderan," katanya, Kamis (16/7/2020).
Kini lewat Beli Batik Sleman yang dilakukan Kustini Sri Purnomo, diharapkan para pengrajin ini menjadi semangat lagi untuk menawarkan batik mereka.
Kustini Sri Purnomo mengatakan, pembatik harus bangga karena tidak semua orang bisa menghasilkan karya batik yang baik.
Sebab membuat batik tidaklah mudah, diperlukan keterampilan dan kesabaran dalam membatik.
"Tidak semua bisa sabar. Harapannya untuk semua pembatik di Sleman bisa tumbuh, berkembang dan maju pesat yang akan dibantu oleh pemerintah Kabupaten Sleman," katanya.

Kustini Sri Purnomo memborong batik Sleman dari para pengrajin batik yang kemudian dibagikan kepada kader-kader yang ada di Kabupaten Sleman agar bisa mengenakan produk karya daerahnya sendiri. (*)