Penjelasan Ilmuwan Tentang Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Orang Tanpa Gelaja
Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana Virus Corona (COVID-19) bisa menginfeksi seseorang tapi tanpa gejala?
TRIBUNJOGJA.COM -Pandemi Virus Corona (COVID-19) hingga kini masih dihadapi dunia, termasuk Indonesia.
Dan dari kasus penambahan COVID-19 yang belakangan masih saja bertambah, pemerintah mengungkap banyak kasus baru COVID-19 dengan kasus Orang Tanpa Gejala (OTG) .
Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana Virus Corona (COVID-19) bisa menginfeksi seseorang tapi tanpa gejala?
Menurut temuan ilmuwan, Virus Corona kemungkinan menghasilkan partikel "dummy" yang cacat, dan dapat menyebabkan beberapa orang tanpa gejala ( OTG) positif terhadap patogen.
Menurut ilmuwan China, seperti dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Senin (13/7/2020), sekitar 20 persen dari pasien yang terinfeksi Virus Corona tidak menunjukkan gejala sakit.
Bahkan, beberapa peneliti khawatir bahwa 'silent spreaders' atau penyebar diam ini dapat menabur benih COVID-19 di seluruh dunia.
Dalam satu kasus, seorang pasien di kota Chongqing, China barat daya, dinyatakan positif selama dirawat di rumah sakit selama 45 hari tanpa ada gejala penyakit ini.
Tidak diketahui mengapa beberapa orang tidak menunjukkan gejala, tetapi penelitian baru menunjukkan kasus-kasus ini tidak perlu menjadi perhatian besar.
Partikel virus tidak beraturan Dalam makalah non-peer-review yang diunggah di situs jurnal pracetak bioRxiv.org pada 9 Juli lalu, para peneliti yang dipimpin Profesor Li Lanjuan dari State Key Laboratory for Diagnosis and Treatment of Infectious Diseases di Zhejiang University menemukan sel yang terinfeksi virus melepaskan sejumlah besar partikel yang tidak diketahui.
Partikel-partikel tersebut memiliki gen Virus Corona baru, SARS-CoV-2, namun tidak lengkap dan tidak terbungkus dalam membran pelindung.
• Aktor Bollywood Amitabh Bachchan, Putranya Abhishek Bachchan dan Airshwarya Rai Positif Virus Corona
Beberapa di antaranya terlihat lebih kecil dari virus normal dan banyak bentuknya tidak beraturan.
Temuan ini pertama kalinya bagi para ilmuwan, melihat partikel sedemikian dekat dengan sel yang terinfeksi Virus Corona, dan tidak jelas partikel apa itu.
Li menduga partikel tersebut adalah DIP, atau partikel-partikel pengganggu yang rusak. DIP adalah salinan yang tidak akurat yang dibuat virus saat bereplikasi.
Virus Corona menyimpan gennya dalam asam ribonukleat beruntai tunggal yang realtif longgar, yang rentan terhadap kesalahan replikasi, seperti hilangnya gen terkait protein.
• Ikut Meneliti Vaksin Virus Corona, Thailand Siapkan 10 Ribu Dosis Uji Coba untuk Manusia
Orang Tanpa Gejala (OTG) sebabkan kasus COVID-19 tinggi Li dan timnya di Universitas Tsinghua, Beijing menyebut ada penghapusan kecil dalam genom dan sejumlah besar partikel.
