Yogyakarta
Kontribusi Biaya Hidup Mahasiswa terhadap Perekonomian di DIY
Ia mengatakan, pariwisata adalah salah satu yang multidimensi dan multisektor demikian juga dengan pendidikan.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Ari Nugroho
Serta menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dan suasana belajar yang nyaman dan aman.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh Hempri Suyatna selaku Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM sekaligus Pengamat Sosial.
Hempri mengatakan, sebagian mahasiswa berasal dari kalangan kelas menengah yang secara ekonomi dianggap mampu.
"Sebagian dari mereka memiliki budaya selebritis dan konsumtif. Belum lagu tren anak muda yang memiliki life style atau gaya hidup tertentu kekinian sehingga mereka sering mengikuti tren-tren baru," jelasnya.
"Di satu sisi ini cukup menguntungkan bagi perekonomian lokal. Budaya nongkrong dan rekreasi menjadi tren anak-anak milenial," sambung Hempri.
Namun ketika adanya pandemi Covid-19 menjadikan penurunan di sektor ekonomi.
• Pelaksanaan KKN Daring ala Mahasiswa UGM di Tengah Pandemi Covid-19
"Sekarang ketika mahasiswa pada pulang kampung sangat terasa terutama kos-kosan dan sektor kuliner. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak mahasiswa lebih memilih pulang kampung," ucapnya.
Selain itu juga berdampak terhadap penurunan omzet pada angkutan transportasi online.
"Penghasilan pada angkutan transportasi online juga terdampak dikarenakan pangsa pasar mereka utamanya adalah mahasiswa," tuturnya. (TRIBUNJOGJA.COM)