DLHK DIY Akui Sistem Pengolahan Sampah di TPST Piyungan Masih Cara Lama
DLHK DIY Akui Sistem Pengolahan Sampah di TPST Piyungan Masih Cara Lama
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Upaya penekanan limbah sampah organik terus digalakan Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Meski diakui masih tertinggal dengan daerah lain, antusias Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY tetap tinggi untuk pengelolaan sampah.
Kepala DLHK DIY Sutarto menyampaikan, selain mengejar ketertinggalan teknologi pengolahan sampah, pihaknya juga terfokus pada keterbatasan penanganan limbah organik.
Program Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang semestinya dapat dimulai 2021 mendatang pun sepertinya harus tertunda.
Program tersebut digadang-gadang menjadi arah pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kecamatan Piyungan, Bantul.
"Kalau kerja sama itu sudah dimulai, akan jelas nanti arahnya. Apakah dibuat untuk pembangkit listrik, atau model pengolahan yang lain. Termasuk sampah organik bisa diolah nantinya," katanya, kepada Tribunjogja.com, Kamis (2/7/2020).
Sementara data volume sampah tiap tahunnya, pada 2019 lalu, droping sampah dari Kota Yogyakarta mencapai 99.024.990 Kilogram setara 99.000 ton.
• Volume Sampah Sisa Makanan di DIY Capai 96 Ton Perhari
• Kronologi Mesin Pengolah Sampah di Klaten Meledak Hingga Tewaskan Pemiliknya, Dikira Suara Bom
Sedangkan kiriman dari Kabupaten Bantul pertahunnya mencapai 28.010.080 Kilogram, setara 28.000 ton
Sisanya, dari Kabupaten Sleman pengiriman sampah pertahunnya ke TPST tersebut mencapai 61.027.960 kilogram, setara 61.000 ton.
"Kalau untuk saat ini rata-rata perharinya 620 ton. Masih normal, akan ada kenaikan kalau di hari-hari besar, atau perayaan keagamaan," imbuhnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2020 kali ini, volume sampah di TPST Piyungan kian bertambah.
Sejak Januari hingga April lalu saja misalnya, sampah kiriman dari tiga daerah di bulan Januari mencapai 1.884.265 ton.
Pada bulan kedua turun menjadi 1.861.203 ton. Sementara di bulan ketiga terjadi lonjakan yang totalnya mencapai 2.088.909 ton.
Sutarto menganggap antara bulan Februari-Maret tersebut TPST Piyungan sempat ditutup dan sehingga penumpukan sampah terjadi.
Sementara di bulan April lalu, jumlahnya kembali menurun menjadi 1.515.218 ton. Penurunan itu disebabkan lantaran TPST Piyungan sempat libur selama lima hari pada bulan tersebut.