Mengenal Virus Flu Babi G4 Jenis Baru, Ditemukan Menyebar di China dan Berpotensi Jadi Pandemi
Para ilmuwan itu menjelaskan bahwa virus ini telah memenuhi semua syarat penting untuk bisa bermutasi dan menginfeksi manusia.
TRIBUNJOGJA.COM - Virus flu babi jenis baru yang diberi nama G4 membuat heboh publik setelah virus ini ditemukan di China.
Padahal, saat ini dunia masih sibuk berperang untuk mengendalikan dan mengalahkan virus corona yang menjadi pandemi global.
Lantas, apa sebenarnya flu babi jenis baru yang disebut-sebut berpotensi meluas dan bisa mengancam sebagai pandemi baru ini?
Penyakit tersebut pertama kali ditemukan oleh para peneliti di China.
Mereka terdiri dari ilmuwan di sejumlah universitas China serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
• Jumlah Kasus Virus Corona Dunia Tembus 10,2 Juta Orang, Berikut Peta Sebaran COVID-19 di 35 Negara
• Ini Kata Ahli Soal Strategi Pemerintah Dalam Penanganan Virus Corona di Indonesia
Hasil penemuan virus baru tersebut diungkap oleh sebuah penelitian yang diterbitkan PNAS, jurnal sains di Amerika Serikat (AS), pada Senin (29/6/2020).
Dilansir dari AFP via Kompas.com, virus yang dinamai G4 ini secara genetik adalah turunan dari strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009.

Para ilmuwan itu menjelaskan bahwa virus ini telah memenuhi semua syarat penting untuk bisa bermutasi dan menginfeksi manusia.
Hasil penelitian ini diperoleh dari 30.000 tes swab hidung babi-babi di rumah jagal 10 provinsi China, termasuk di rumah sakit hewan.
Uji massal itu berhasil mengumpulkan 179 jenis flu babi.
Sebagian besarnya adalah jenis virus baru yang sudah dominan berada di tubuh babi sejak tahun 2016.
Para peneliti lalu menggunakan ferret, sejenis musang, untuk melakukan berbagai macam penelitian mengenai flu baru ini.
Ferret sendiri memang umum digunakan sebagai obyek penelitian karena gejala flunya sangat mirip dengan manusia, yakni demam, batuk, dan bersin.
Hasilnya, virus G4 ini sangat menular.
• Pandemi Virus Corona Belum Berakhir, Peneliti di China Temukan Virus Flu Babi yang Tulari Manusia
• Virus Flu dengan Potensi Pandemi Ditemukan di China
Selain itu, virus G4 juga menyebabkan gejala yang lebih serius pada ferret daripada virus-virus yang lainnya.
Hasil tes juga menunjukkan kekebalan yang didapat manusia dari paparan flu musiman, tidak memberikan kekebalan terhadap G4.
Menurut hasil tes antibodi, sebanyak 10,4 persen pekerja di industri babi sudah terinfeksi.
Hasil tes pun menunjukkan 4,4 persen populasi umum tampaknya juga telah terpapar.

Dengan demikian, virus telah berpindah dari hewan ke manusia, tetapi belum ada bukti virus itu dapat menular antarmanusia.
"Itu kekhawatiran kami bahwa infeksi virus G4 akan beradaptasi di manusia dan meningkatkan risiko pandemi pada manusia," tulis para peneliti sebagaimana dikutip AFP.
Para penulis pun menyerukan upaya-upaya mendesak untuk memantau orang-orang yang bekerja dengan babi.
"Ini pengingat yang baik bahwa kita terus-terusan menghadapi risiko munculnya patogen zoonosis baru dan bahwa hewan ternak, yang berkontak lebih dekat dengan manusia daripada satwa liar, juga bisa menjadi sumber virus pandemi," terang James Wood, kepala departemen kedokteran hewan di Universitas Cambridge, dikutip dari AFP.
(Kompas.com/TribunNewsmaker/ Irsan Yamananda)