Bisnis
Batik Gee Yogyakarta Manfaatkan Peluang Penjualan Daring untuk Siasati Pasar di Tengah Pandemi
Penjualan secara daring banyak dimanfaatkan pelaku usaha sebagai peluang untuk memasarkan produknya di tengah pandemi Corona.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Ari Nugroho
Saat ini, sekitar 17 karyawan yang membantu Sugeng dalam memproduksi batik tulis. Diantaranya sebanyak 6 orang sebagai pembuat batik tulisnya.
Adapun, harga batik abstrak hasil karyanya dijual dengan harga yang bervariasi mulai Rp750.000 hingga puluhan juta.
Patokan harga tergantung dari sulitnya pembuatan, proses pengerjaan serta bahan dasar kain yang digunakan.
Selain memanfaatkan penjualan daring, Sugeng pun memproduksi masker kain berbahan batik tulis untuk menambah pemasukan di tengah sepinya peminat baju rancangannya.
Sejak Maret 2020, ia sudah memproduksi masker kain. Beberapa hasil produksinya juga disumbangkan ke beberapa rumah sakit.
• Hikmah di Balik Pandemi Virus Corona, Lusi Sukses Pasarkan APD Motif Batik Lurik
Sugeng menjelaskan, untuk memproduksi masker kain dengan memanfaatkan bahan kain batik dari sisa pembuatan baju.
"Sebagai pemilik usaha memang harus cerdik melihat peluang. Saat pandemi permintaan baju menurun sekali sedangkan permintaan masker melonjak naik, maka mulailah kami produksi masker," ujar Sugeng.
Saat ini, Sugeng bersama Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) Yogyakarta terus aktif dalam membina para pelaku UMKM di Yogyakarta untuk terus berinovasi dalam memanfaatkan pasar di tengah pandemi. (TRIBUNJOGJA.COM)