Usung Tema "Mantra Lumina", Sumonar 2020 akan Hadir Dengan Format Berbeda
Usung Tema "Mantra Lumina", Sumonar 2020 akan Hadir Dengan Format Berbeda
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sumonar, Festival Seni Cahaya berskala internasional akan kembali hadir pada 5-3 Agustus 2020 mendatang dengan mengusung tema “Mantra Lumina”.
“Mantra Lumina” merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Mantra yang bisa diartikan sebagai doa atau harapan, sementara Lumina sendiri adalah istilah lain dari Cahaya.
Kurator Sumonar 2020, Sujud Dartanto menuturkan, di tengah wabah Covid-19 yang membuat ketakutan dan kecemasan di seluruh dunia, “Mantra Lumina” hadir menjadi sebuah harapan terbaik dari para pelaku seni yang disampaikan melalui cahaya.
“Salah satu visi dan misi SUMONAR sendiri adalah memancarkan cahaya, melalui tema “Mantra Lumina” sendiri bisa diartikan kami dan para seniman yang terlibat di dalam festival ini ingin memancarkan harapan terbaik yang kami miliki melalui cahaya kepada banyak orang,” papar Sujud dalam jumpa pers virtual, Kamis (18/6/2020).
Penyelenggaraan SUMONAR tahun ini dilaksanakan dengan cara yang berbeda seperti sebelumnya, yakni dengan memanfaatkan media digital untuk proses penyajian karya para seniman, maupun proses interaksi antara seniman dengan penikmat karyanya.
“Di tengah kondisi seperti saat ini, kami sebagai pelaku seni seperti sedang diberi tantangan baru untuk melakukan hal yang tidak biasa kami lakukan. Satu contoh yang bisa kita lihat dalam Sumonar tahun ini adalah ketika kami harus menyajikan dan mempresentasikan karya-karya yang telah kami ciptakan kepada khalayak luas secara online, tidak offline seperti biasanya,” kata dia.
Co-Kurator SUMONAR 2020, Raphael Donny menambahkan, pada tahun ini konten-konten yang akan disajikan kepada masyarakat tidak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya.
Di antaranya seperti karya Video Mapping, Instalasi Cahaya dan masih banyak lainnya.
Namun, yang membedakan pada tahun ini adalah para seniman memamerkan karya-karyanya dengan memanfaatkan media online.
• Kawasan Wisata Bukit Bintang Kembali Ramai Dikunjungi Wisatawan
• Dialog Warga Desa Guwosari Disambut Hangat UIN Sunan Kalijaga
Begitupun untuk para penikmat karyanya sendiri.
“Dalam kondisi seperti ini kami sebagai seniman dituntut harus tetap berekspresi walau dengan menggunakan media lain. Di sini kami bersama pada seniman yang terlibat menjadi bagian awal dari sebuah tren baru yang saat ini sedang akan dimulai untuk sebuah penyelenggaraan festival,” .
Kata Donny, seniman yang terlibat dalam Sumomar 2020 bisa terbilang lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Terutama untuk seniman yang berasal dari luar Indonesia.
Di antaranya ada seniman yang berasal dari Cina, Jepang, Spanyol, Makau, Bulgaria dan lainnya. Dan sebanyak 50 persen seniman yang terlibat adalah mereka yang belum pernah ikut serta dalam Sumonar di tahun sebelumnya.
Art Director Sumonar 2020, Gilang Kusuma menambahkan, untuk seniman yang berpartisipasi pada tahun ini dibagi menjadi dua, yaitu exhibition dan video mapping show.