RI-GHA, Alat Deteksi Dini Covid-19 Hasil Inovasi UGM Bersama Unair dan Laboratorium Hepatika Mataram
Alat RI-GHA yang berbasis antibodi tersebut berhasil dibuat berkat kolaborasi UGM dengan Universitas Airlangga dan Laboratorium Hepatika Mataram
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Sementara itu Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengapresiasi inovasi yang dilakukan UGM dan berbagai pihak tersebut.
Menurutnya, ini adalah bentuk sinergitas untuk bersama-sama melawan pandemi Covid-19.
Terlebih menurutnya Kabupaten Sleman merupakan wadah bermukimnya ribuan mahasiswa.
"Dengan adanya alat tes RI-GHA ini akan meyakinkan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat, bahwa Kabupaten Sleman siap menyambut kenormalan baru, tentu didukung dengan berbagai fasilitas Kesehatan yang sudah berstandart protokol Covid-19," ujarnya.
Ia berharap alat tes tersebut dapat diproduksi secara massal agar seluruh masyarakat dapat melakukan tes RDT sehingga upaya tracing lebih maksimal.
Adapun skrining atau deteksi cepat tersebut akan dilakukan di 25 Puskesmas dan 76 dusun di Kabupaten Sleman.
Diketahui, sebanyak 81 Nakes Puskesmas Mlati II mengikuti tes RDT pada kesempatan tersebut.
Adapun untuk tes massal kepada Nakes di Kabupaten Sleman serentak akan dilaksanakan pada 22–23 Juni 2020 dengan target sebanyak 1.500 orang nakes.
Lebih lanjut Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo, menjelaskan selama ini pihaknya membeli alat RDT di rekanan yang harganya masih mahal.
Termurah berharga Rp130 ribu, bahkan pada saat awal pengadaan, harga RDT kit bisa mencapai Rp 200 ribu.
Sedangkan ia mendapat informasi bahwa RI-GHA akan dihargai jauh lebih murah.
"Tapi itu besok kalau udah dijual bebas. Untuk sementara belum dikomersialkan dan untuk kepentingan tracing. Saat ini kita mendapatkan gratis dari UGM dengan sasaran 4000 alat. Kalau sudah bisa diyakini secara ilmiah spesifitas dan sensitivitasnya, maka akan dikembangkan lagi terutama untuk kebutuhan tes yang belakangan semakin meningkat," paparnya. (*)