RI-GHA, Alat Deteksi Dini Covid-19 Hasil Inovasi UGM Bersama Unair dan Laboratorium Hepatika Mataram

Alat RI-GHA yang berbasis antibodi tersebut berhasil dibuat berkat kolaborasi UGM dengan Universitas Airlangga dan Laboratorium Hepatika Mataram

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Santo Ari
Petugas menunjukkan alat deteksi dini RI-GHA 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, bekerja sama dengan Pemkab Sleman mengadakan pembukaan kegiatan skrining COVID-19, Kamis (18/6/2020).

Skrining dilakukan dengan RI-GHA Covid-19, sebuah alat deteksi dini berbasis antibodi yang dikembangkan oleh peniliti dalam negeri.

Dekan FKKMK UGM, Prof.dr. Ova Emilia, mengatakan alat RI-GHA yang berbasis antibodi tersebut berhasil dibuat berkat kolaborasi UGM dengan Universitas Airlangga dan Laboratorium Hepatika Mataram serta didukung oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Sasaran awal skrining atau deteksi cepat ini akan dilakukan di 25 Puskesmas dan 76 dusun yang ada di wilayah Kabupaten Sleman.

Dan untuk pertama kali dilakukan di Puskemas Mlati 2.

Tujuan dari deteksi cepat di Puskesmas adalah untuk mengetahui status COVID-19 tenaga kesehatan sehingga fasilitas pelayanan kesehatan dapat terbebas dari stigma dan dapat memastikan keamanan pelayanan bagi masyarakat umum.

"Sosialisasi ini perlu digalakkan agar masyarakat dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang diperlukan. Sedangkan, skrining di komunitas bertujuan memberikan informasi primer tentang status imunitas masyarakat yang dapat dipakai sebagai dasar kebijakan untuk menentukan daerah-daerah yang harus memperketat PSBB dan yang dapat melonggarkan PSBB," terangnya.

Menurutnya semakin berkembangnya kasus COVlD-19 di Indonesia dan di wilayah DIY, khususnya membuat masyarakat menjadi semakin takut untuk mengakses pelayanan kesehatan.

"Situasi ini perlu segera disikapi, kerena dari pengalaman wabah di dunia problem utama yang dipikul oleh pelayanan kesehatan adalah meningkatnya masalah Kesehatan, akibatnya banyak masalah-masalah kesehatan yang tidak tedangani dengan baik," imbuhnya.

Ia berharap dengan alat tes tersebut fasilitas pelayanan kesehatan dapat terbebas dari stigma dan dapat memastikan keamanan pelayanan bagi masyarakat umum.

"Selain itu, dengan penggunaan RI-GHA COVlD-19 di fasilitas layanan kesehatan dan komunitas, diharapkan tidak ada lagi pasien yang terlambat ditangani," ujarnya.

Guru Besar FK-KMK UGM, Prof. dr. Sofia Mubarika Haryana, yang juga memimpin pembuatan alat ini menyatakan, keunggulan RI-GHA adalah cepat, hasil dapat dibaca dalam 15 menit, spesiflk, mudah digunakan, dan biaya produksinya juga terjangkau.

Dalam jangka panjang, RI-GHA COVlD-19 akan diproduksi secara massal sehingga dapat mendukung pemantauan perkembangan COVlD-19 di Indonesia seperti untuk upaya contact tracing dan surveilans.

Sebelumnya, uji validasi telah dilakukan oleh Universitas Airlangga di RSUD Dr Soetomo, sementara UGM mengujikan di lima RS yakni RSUD dr Sardjito, RSA UGM, dan RSUD Kota Yogyakarta, di Semarang ada di RSUP Dr Kariadi, di Solo RSUD Dr Moewaradi.

"Dalam waktu dekat akan diproduksi skala lebih besar, sehingga dapat digunakan pada daerah yang lebih luas," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved