Update Corona di DI Yogyakarta

RDT Tahap kedua, Sebanyak Sembilan Pedagang Pasar di Sleman Dinyatakan Reaktif

Pemkab Sleman menggelar rapid diagnostic test (RDT) tahap kedua bagi pedagang pasar tradisional, Rabu (17/6/2020).

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
Tiziana FABI / AFP
Warga menjalani tes cepat untuk mendeteksi COVID-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menggelar rapid diagnostic test (RDT) tahap kedua bagi pedagang pasar tradisional, Rabu (17/6/2020).

Mereka yang mengikuti RDT ini adalah pedagang yang dinyatakan tidak reaktif pada RDT tahap pertama.

Juru Bicara Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmaladewi menerangkan, pada RDT tahap pertama diikuti 710 peserta dan 24 di antaranya dinyatakan reaktif.

Sedangkan pada tahap kedua kali ini hanya diikuti oleh 580 peserta, dan ada sembilan peserta yang dinyatakan reaktif.

Pemkab Sleman Semprot 14 Pasar Setelah RDT

Sehingga, total ada 33 peserta dari pedagang pasar tradisional yang dinyatakan reaktif.

"Jumlah pasarnya 14, sama seperti kemarin. Peserta 580 yang reaktif sembilan orang. Untuk yang reaktif akan dilakukan prosedur isolasi di Asrama Haji," ungkap perempuan yang akrab disapa Evie ini saat dikonfirmasi Rabu (17/6/2020).

Adapun 14 pasar tradisional yang ada di Kabupaten Sleman yakni Pasar Prambanan, Condongcatur, Gamping, Godean, Sleman 1, Jangkang, Ngino, Cebongan, Colombo, Stan Maguwo, Tempel, Gentan, Nologaten, serta Rejondani.

Adapun pada RDT tahap pertama pekan lalu, pemkab Sleman juga melakukan uji SWAB ke pedagang pasar.

Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengatakan bahwa uji swab ini adalah saran dari ahli epidemiologi UGM dan Joko menilai bahwa langkah tersebut sangat relevan untuk mengetahui gambaran penyebaran Covid-19 di Sleman.

Prosentase Angka Kesembuhan Covid-19 di DIY Terus Meningkat, Kini Telah Capai 78,1 Persen

Sebanyak 30 orang dari tiga pasar yakni pasar Prambanan, Condongcatur dan Godean dipilih untuk dilakukan swab sampling pekan lalu.  

"Hasilnya 30 sampel yang diambil hasilnya semua negatif," jelas Joko.

Namun demikian, berbeda dengan rapid test massal tahap pertama, pada tahap kedua ini Dinkes Sleman tidak melakukan uji swab.

Joko mengatakan ada beberapa kendala teknis yang menyebabkan pihaknya tidak melakukan uji swab kepada sejumlah pedagang.

"Salah satu kendalanya adalah ketersediaan VTM (alat penyimpanan sampel) dan dacron (alat swab) sehingga kami putuskan sementara hanya dilakukan rapid tes," ungkapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved