Mengapa Biaya Tes PCR Mahal? Berikut Penjelasannya

Metode tes PCR menjadi satu di antara upaya untuk melakukan skrining covid-19, selain rapid diagnostic test (RDT) dan Tes Cepat Molekuler (TCM)

Editor: Muhammad Fatoni
Tiziana FABI / AFP
Warga menjalani tes cepat untuk mendeteksi COVID-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Tes Polymerase chain reaction (PCR)  merupakan salah satu metode pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi virus corona.

Metode tes PCR menjadi satu di antara upaya untuk melakukan skrining covid-19, selain rapid diagnostic test (RDT) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).

Namun dibanding rapid test, biaya tes PCR ini terbilang jauh lebih mahal.

Lantas, apa sebenarnya tes PCR dan mengapa harganya mahal? 

Rapid Test Acak Akan Digelar di 3 Titik Kawasan Malioboro

Hasil Rapid Test COVID-19 Reaktif Belum Tentu Positif Virus Corona

Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit sekaligus Jubir Satgas Covid-19 Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan tes PCR bertujuan untuk memeriksa ada atau tidaknya RNA virus corona penyebab Covid-19.

Selain PCR, ada juga Tes Cepat Molekuler (TCM) di mana metode pemeriksaannya menyasar ke RNA atau molekuler.

Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat usap melalui hidung.

Selain dari hidung, sampel cairan tubuh untuk tes ini juga dapat diambil dari dahak.

Tonang menjelaskan, metode TCM dan PCR jika dibandingkan dengan rapid test adalah hasilnya yang lebih cepat diketahui.

"Sama-sama metode PCR. (PCR dan TCM) sama-sama memeriksa ada tidaknya RNA virus Covid.

Sebanyak 84 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang dan lainnya mengikuti Rapid Test, Senin (8/6/2020) di ruang Cemerlang, Komplek Pemkab Magelang.
Sebanyak 84 Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang dan lainnya mengikuti Rapid Test, Senin (8/6/2020) di ruang Cemerlang, Komplek Pemkab Magelang. (TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri)

Bedanya, waktu cepat dan kapasitas terbatas," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/6/2020).

Namun, karena pertimbangan waktu yang cepat, TCM juga dapat disebut Rapid Test Molekuler.

"Jadi, PCR itu memeriksa RNA Virus. Tes Antigen memeriksa protein virus. Tes antibodi, memeriksa protein yang dihasilkan tubuh karena bereaksi dengan antigen virus. Mana lebih akurat, masing-masing ada tempatnya," ujar Tonang.

Menurutnya, tes PCR dan tes Antigen dilakukan untuk fase akut, di mana tubuh masih ada virus.

Sementara, tes antibodi untuk fase lanjut atau 1-2 pekan setelah terjadi infeksi.

Mahalnya PCR

Terkait komentar warganet yang menyebut tes PCR cenderung mahal, Tonang menjelaskan, ada beberapa faktor yang memicu biaya tes ini menjadi lebih tinggi daripada rapid test.

"Faktor yang membuat tes PCR begitu mahal yakni ada dua tahapan pemeriksaan PCR yakni ekstraksi dan PCR itu sendiri, reagennya mahal, alat-alatnya mahal, harus di lab dengan standar minimal BSL-2, SDMnya harus terlatih, dan risiko kerja yang tinggi," ujar Tonang.

Oleh karena itu, pada beberapa tempat ada yang mematok harga sekali tes PCR sebesar Rp400.000 hingga jutaan rupiah.

Dinkes Sleman Lakukan Rapid Test ke Petugas Medis yang Bertugas di GOR Pangukan
Dinkes Sleman Lakukan Rapid Test ke Petugas Medis yang Bertugas di GOR Pangukan (istimewa)

Rapid test

Selain itu, Tonang menjelaskan, untuk rapid test terdiri dari rapid test antigen dan rapid test antibodi, serta Rapid Test Molekuler.

"Target Rapid Test Antigen, memeriksa Antigen virus Covid. Target Rapid Test Antibodi memeriksa Antibodi virus Covid. Jadilah ada 3 Rapid test kalau dilihat waktunya," katanya lagi.

Kemudian, berdasarkan pemberitaan Kompas.com (16/4/2020), rapid test dipilih pemerintah guna mencari dengan cepat orang-orang yang berpotensi terinfeksi SARS-CoV-2.

Harapannya, dapat dilakukan tindakan semaksimal mungkin agar jangan sampai orang tersebut melakukan kontak dengan orang lain dan menularkan virus yang dibawanya.

Yogyakarta International Airport Sediakan Layanan Rapid Test di Bandara

Kasus Baru Covid-19 di DIY Bertambah 10 Pasien, Prosentase Angka Kesembuhan Kini Jadi 74 Persen

Tetapi, yang perlu diperhatikan adalah proses rapid test masih membutuhkan pembuktian tes laboratorium atau PCR tes.

Adapun tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk mengukur kondisi antibodi seseorang yang melaksanakan tes tersebut.

Umumnya, antibodi dapat ditemukan ketika orang tersebut mengalami sakit.

Sebab, antibodi itu sendiri merupakan bentuk reaksi ketahanan tubuh yang berupaya melawan kuman atau organisme jahat yang masuk, termasuk virus corona. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Syarat Saat Bepergian di Era New Normal, Apa Itu PCR dan Mengapa Mahal?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved