Perubahan Dunia Seusai Kematian George Floyd yang Memicu Kerusuhan di Amerika

George Floyd (46), pria yang meninggal karena dibunuh oleh polisi Minneapolis, Derek Chauvin telah dimakamkan Selasa (9/6/2020) waktu setempat

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Iwan Al Khasni
xinhuanet
Pasca Kematian George Floyd yang Dibunuh Polisi Minneapolis, Ini Perubahan yang Terjadi di Dunia 

Teknik imobilisasi di mana polisi memberikan tekanan dengan lutut pada tersangka rawan digunakan dalam kepolisian di seluruh dunia dan telah lama menuai kritik.

Salah satu alasan mengapa kematian Floyd memicu kemarahan dan menyentuh hati orang banyak karena teknik tersebut telah sering melibatkan tersangka kulit hitam.

"Kita tidak bisa mengatakan bahwa situasi Amerika adalah asing bagi kita," kata anggota parlemen Prancis Francois Ruffin, yang telah mendorong larangan penggunaan cengkraman polisi yang terlibat dalam banyak kematian di Perancis.

Partai koalisi D66 di Belanda telah menyerukan agar polisi dilarang menggunakan cengkeraman setelah kematian George Floyd.

Pemimpin partai Rob Jetten menggambar paralel antara kematian Floyd di Minneapolis dan turis Aruban, Mitch Henriquez, yang dijepit ke tanah oleh lima petugas polisi ketika meninggalkan konser di luar ruangan di Den Haag pada tahun 2015.

Kematiannya memicu beberapa malam kerusuhan di kota tersebut, distrik Schilderswijk, kota yang multi etnis.

"Syukurlah choke hold jarang digunakan di Belanda, tetapi kami telah melihat di Amerika apa konsekuensinya,"

Sementara, departemen kepolisian di Phoenix, Amerika Serikat meyakinkan pihaknya akan terus belajar dan berevolusi bersama masyarakat.

Sebab, tanpa komunitas, polisi tak bisa bergerak.

"Kami tidak dapat berfungsi sebagai departemen tanpa kepercayaan dari komunitas kami dan ada penyesuaian yang dapat kami lakukan untuk memperkuat kepercayaan itu," kata @PhxPDChief.

"Kami bangga menjadi organisasi yang mau belajar dan berkembang, mendengarkan komunitas kami dan menjadi lebih baik," tandasnya.

4. Beberapa patung simbol perbudakan kulit hitam diturunkan

Beberapa patung simbol perbudakan kulit hitam diturunkan
Beberapa patung simbol perbudakan kulit hitam diturunkan (Reuters)

Di London, Inggris, para demonstran tak hanya berjalan memenuhi jalanan dan meneriakkan 'I can't breath' sebagai solidaritas terhadap kasus George Floyd, tetapi mereka juga menurunkan beberapa patung yag dinilai kontroversial.

Pengunjuk rasa menggunakan tali untuk merobohkan patung perunggu Edward Colston, seorang pedagang budak abad ke-17 yang terkenal, yang telah menjadi kontroversi di kota itu selama bertahun-tahun.

Colston adalah anggota Royal African Company, yang mengangkut sekitar 80.000 pria, wanita dan anak-anak dari Afrika ke Amerika.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved