ADVERTORIAL

Strategi Pemkot Yogyakarta dalam Penanganan Covid-19

Situasi yang ditimbulkan pandemi Covid-19 memberikan tantangan besar kepada Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menjalankan tata kelola pemerintahan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pemerintah Kota (Pemerintah Kota) Yogyakarta telah melewati hari ulang tahun (HUT) ke-73 pada 7 Juni 2020.

Satu di antara capaian terbesar Pemerintah Kota Yogyakarta ialah berhasil mempertahankan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) yang ke-11 kalinya secara berturut-turut dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Situasi yang ditimbulkan pandemi Covid-19 memberikan tantangan besar kepada Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menjalankan tata kelola pemerintahan. 

Sebagai Kota Pariwisata, di mana ekonomi berjalan seiring pertambahan jumlah kunjungan wisata, Kota Yogyakarta mengalami dampak yang signifikan akibat pandemi.

Harapan Kalangan Legislatif dalam Peringatan HUT Pemkot Yogyakarta ke-73 

Physical distancing sebagai upaya penanggulangan Covid-19 memaksa masyarakat untuk mengurangi atau bahkan menghindari aktivitas di luar rumah termasuk kunjungan wisata.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono mengatakan, penurunan kunjungan wisata ke Kota Yogyakarta berdampak pada penurunan sektor riil.

“Berdampak langsung pada pendapatan masyarakat maupun keuangan daerah Kota Yogyakarta terutama pada industri hotel dan restoran. Akibatnya terjadi penurunan pendapatan bagi pekerja atau bahkan pengurangan jumlah pekerja,” ujar Agus.

“Masyarakat yang bekerja pada sektor pendukung pariwisata juga mengalami penurunan pendapatan, misalnya usaha kecil mikro (UKM) yang memproduksi dan atau menjual souvenir dan oleh-oleh, penjaja makanan, tukang becak, andong, dan pekerja sektor informal pariwisata lainnya,” sambungnya.

Tiga Hari Beruntun DIY Catatkan Nol Kasus Baru Covid-19, Angka Kesembuhan Meningkat Capai 73 Persen

Selain berdampak kepada masyarakat, lanjut Agus, penurunan kunjungan wisata juga berdampak signifikan pada pendapatan asli daerah (PAD) Kota Yogyakarta.

Hal ini berdampak pula pada pengurangan alokasi anggaran bagi masyarakat Kota Yogyakarta.

Penurunan sektor riil tersebut juga terlihat dari hasil prediksi ekonomi makro dan indikator kesejahteraan masyarakat Kota Yogyakarta pada 2020 dan 2021.

“Tahun 2020 dan 2021 akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi perekonomian di dunia, Indonesia, maupun Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat terus melakukan perumusan strategi yang dimulai dengan perumusan skenario ekonomi,” ungkap Agus.

Dia menjabarkan, perumusan skenario ekonomi dilakukan dengan memproyeksikan tiga skenario berakhirnya pandemi Covid-19, yaitu skenario optimis di mana pandemi diproyeksikan berakhir pada pertengahan sampai dengan akhir triwulan III tahun 2020. Skenario moderat mengasumsikan pandemi akan berakhir pada akhir 2020 sampai dengan Januari 2021. Terakhir, skenario berat.

Harapan Masyarakat dalam Peringatan HUT Pemkot Yogyakarta ke-73

Pertumbuhan Ekonomi

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved