Yogyakarta

Pemda DIY Kembali Bangun Pagar Alun-Alun Utara Sesuai Serat Tuntunan Padalangan

Pemda DIY membangun kembali pagar yang mengitari Alun-Alun Utara yang dulu pernah ada.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY membangun kembali pagar yang mengitari Alun-Alun Utara yang dulu pernah ada.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Aris Eko Nugroho mengatakan pembangunan tersebut bersumber dari dana keistimewaan atau Danais sebesar Rp 2,3miliar.

"Sudah dimulai Minggu lalu, targetnya akhir Juli sudah rampung," jelas Aris, Senin (8/6/2020).

Aris membeberkan, keberadaan pagar di Alun-Alun Utara tersebut dijelaskan dalam Serat Tuntunan Padalangan yang ditulis oleh MNg Nojowirongko al Amotjendono pada tahun 1948.

Pengunjung Kuliner Alun-alun Utara Wajib Isi Buku Tamu Digital

"Di janturan pewayangan memang Alun-Alun itu diberi pagar pacak suji. Kalimatnya begini 'ing pagelaran andher para bupati kliwon wedana penewu mantri, beg amber ambalabar dumugi sakjawining taratag kaya ndoyong-ndoyongna pacak sujining alun-alun kadheseg wadya ingkang samya nangkil'," ungkapnya.

Pagar tersebut, lanjutnya, dibuat seperti yang ada di pagelaran Keraton Yogyakarta.

Terbuat dari bahan besi, dengan motif pacak suji, dengan warna hijau pare anom senada dengan warna yang ada di pagelaran.

Selanjutnya, meski telah dibangun pagar nantinya akan tetap ada akses keluar masuk sebanyak 3 buah pintu.

"Kan tetap ada pintu kalau ada kegiatan yang telah koordinasi dengan pihak Keraton (bisa masuk). Kita dalam rangka mengembalikan itu termasuk penanda keistimewaan Yogyakarta," ucapnya.

Ia menegaskan bahwa sementara ini, pembangunan pagar hanya dilaksanakan di Alun-Alun Utara.

Tiga Hari Beruntun DIY Catatkan Nol Kasus Baru Covid-19, Angka Kesembuhan Meningkat Capai 73 Persen

"Sementara itu. kalau lain-lain belum ada wacana ke sana," ungkapnya.

Terpisah, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan tujuan dibangunnya pagar mengitari Alun-Alun adalah untuk mengembalikan kembali bentuk bangunan yang dulu.

"Dulu-dulu, awal Alun-Alun itu dipageri. Tidak hanya Alun-Alun. Tembok mau masuk Rotowijayan, Yudhonegaran, mau ke utara ke Kantor Pos itu dulu ada pintu gerbang semua. Hanya karena berganti jumeneng (bertahta) dan zamannya (menjadi) seperti sekarang," bebernya.

Sultan pun memastikan, meski dilengkapi pagar, Alun-Alun tetap bisa diakses masyarakat.

"Tetep ada pintu. Kalau ada acara untuk gerebeg dan sebagainya (biar) tetap bisa," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved