Geliat PKL Malioboro Yogyakarta yang Perlahan Berusaha Kembali Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19

Kini secara perlahan para PKL di kawasan Malioboro tersebut berupaya kembali bangkit dengan mulai membuka kembali lapak dagangannya.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
BERDAGANG DENGAN AMAN. Pedagang kaki lima Malioboro menata barang dagangannya saat akan berjualan di jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Senin (1/6/2020). Sejumlah PKL kembali berjualan setelah tidak berdagang semenjak merebaknya pandemi virus Corona dengan memperhatikan protokol kesehatan, dengan penggunaan masker dan pelindung. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah pedagang kaki llima (PKL) di kawasan Malioboro Yogyakarta perlahan kembali mulai membuka usahanya.

Seperti diketahui, pandemi covid-19 yang mewabah di dunia, termasuk di Indonesia memang memukul berbagai sektor, tak terkecuali perekonomian.

Kawasan Malioboro yang merupakan ikon wisata belanja terbesar di Yogyakarta pun sempat tutup dan sepi selama beberapa bulan akibat pandemi covid-19 ini.

Termasuk para PKL yang biasanya memenuhi sepanjang kawasan Malioboro, memilih untuk menutup usahanya untuk sementara waktu.

Pedagang di Pasar Tradisional di Kota Yogya Antusias Beralih ke Berjualan Secara Online

Pemerintah Kota Yogyakarta Siap Fasilitasi Kebangkitan Masyarakat dari Pandemi Virus Corona

Namun kini, secara perlahan para PKL di kawasan Malioboro tersebut berupaya kembali bangkit dengan mulai membuka kembali lapak dagangannya.

Pantauan reporter Tribun Jogja di lapangan, selama beberapa hari terakhir sejumlah pedagang kaki lima dan para pengusaha di seputar Malioboro telah kembali membuka usaha pertokoan bagi para pengunjung.

Meskipun belum secara keseluruhan, sejumlah pedagang dipastikan akan berangsur-angsur untuk kembali membuka usahanya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan di areal setempat.

KEMBALI BERJUALAN. Pengunjung memilih baju yang dijual pedagang di kawasan Malioboro, kota Yogyakarta, Rabu (27/5/2020). Sebagain toko dan pedagang kaki lima di kawasan Malioboro kemnali membuka usaha mereka setelah beberapa waktu menutup usahanya karena pandemi Corona.
KEMBALI BERJUALAN. Pengunjung memilih baju yang dijual pedagang di kawasan Malioboro, kota Yogyakarta, Rabu (27/5/2020). Sebagain toko dan pedagang kaki lima di kawasan Malioboro kemnali membuka usaha mereka setelah beberapa waktu menutup usahanya karena pandemi Corona. (TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri)

Beberapa pengunjung juga tampak telah mulai agak memadati ikon wisata populer di Yogyakarta itu.

Tidak seperti beberapa pekan sebelumnya, dimana Malioboro nyaris tampak seperti kawasan sepi penghuni.

Koordinator Perkumpulan Pengusaha Malioboro-Ahmad Yani Yogyakarta (PPMAY), Karyanto Yudomulyono, menyebut sejumlah toko akan siap membuka layanan kepada pengunjung dengan tetap menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat.

Beberapa anggota diklaim memilih untuk membuka toko meskipun omzet belum stabil guna melayani masyarakat umum dan mencegah dampak yang berkepanjangan kepada para karyawan dan pengusaha sendiri.

"Kita tetap berkoordinasi dengan anggota supaya bisa berbesar hati untuk membuka toko meskipun kita buka toko masih merugi tapi ini sebagai percobaan untuk menghadapi normal baru," ujarnya, Sabtu (6/6/2020) akhir pekan kemarin.

PKL Malioboro Wajib Penuhi Protokol Kesehatan

Pedagang Kaki Lima di Jalan Malioboro Gunakan Face Shield saat Berjualan

Dia menjelaskan, sekira 40 persen toko di kawasan setempat telah buka secara terbatas.

Biasanya, sebelum pandemi Covid-19 para pengusaha membuka layanan dari pagi hingga malam hari, untuk sementara ini toko hanya melayani hingga petang.

"Karena masih belum pulihnya ekonomi sehingga teman-teman buka terbatas. Biasanya buka dari 09.00-21.00 sekarang hanya 09.00-19.30 Wib," urainya.

BERDAGANG DENGAN AMAN. Pedagang kaki lima Malioboro menata barang daganganya saat akan berjualan di jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Senin (1/6/2020). Sejumlah PKL kembali berjualan setelah tidak berdagang semenjak merebaknya pandemi virus Corona dengan memperhatikan protokol kesehatan, dengan penggunaan masker dan pelindung.
BERDAGANG DENGAN AMAN. Pedagang kaki lima Malioboro menata barang daganganya saat akan berjualan di jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Senin (1/6/2020). Sejumlah PKL kembali berjualan setelah tidak berdagang semenjak merebaknya pandemi virus Corona dengan memperhatikan protokol kesehatan, dengan penggunaan masker dan pelindung. (TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri)

Kordinasi dengan Pemkot

Sementara itu, Pemkot Yogyakarta dan pedagang kali lima (PKL) Malioboro juga tengah berkoordinasi untuk menentukan konsep protokol baru menyambut era new normal.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan pedagang kali lima yang ada di Malioboro.

Hal itu dilakukan untuk menentukan protokol baru yang nantinya akan diterapkan di Malioboro.

"Sudah diskusi dengan teman-teman PKL Malioboro. Pertemuan sudah beberapa kali dilakukan. Diskusi diadakan untuk membahas new normal yang nantinya akan diterapkan di Malioboro," ujar Heroe.

Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (04/06/2020)
Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis (04/06/2020) (TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma)

Dia menjelaskan, pihaknya tidak melakukan pelarangan terhadap pedagang kali lima untuk beroperasi di Malioboro.

Namun, tidak adanya pengunjung membuat PKL memilih menutup lapak dari pada membukanya.

"Sebenarnya kita tidak menutup dan melarang, tapi kan memang pembelinya yang tidak ada," imbuhnya.

Heroe meminta agar pedagang kali lima yang berjualan di Malioboro untuk mengurangi kapasitas jualan mereka di tengah masa tanggap darurat yang masih berlangsung di DIY.

Disdikpora DIY Pertimbangkan Beberapa Hal Sebelum Terapkan KBM di Sekolah

Riwayat Perjalanan Pasien Covid-19, Pulang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk Melahirkan

Upaya tersebut juga sembari menunggu pembeli yang datang ke Malioboro.

"Pemkot meminta kapasitas jual PKL dikurangi sembari menunggu pembeli. Yang tadinya full dua karung. Sekarang ya satu karung dulu lah. Kapasitas jualannya yang penting jangan full dulu," terang Heroe.

Protokol Kesehatan

Lebih lanjut, Pemkot Yogyakarta kini juga tengah menyiapkan protokol agar tidak terjadi kerumunan di Malioboro.

Kepadatan pengunjung di Malioboro juga akan diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kontak fisik.

"Diminimalisir mungkin tidak ada orang jalan hingga berpapasan. Jadi, ada jalan khusus pengunjung yang ke arah utara dan jalan khusus ke selatan agar di Malioboro tidak terjadi kerumunan," terangnya.

Sejumlah PKL menunggu lapak dagangan di kawasan Malioboro, Sabtu (6/6/2020). Beberapa PKL dan pengusaha di kawasan setempat telah mulai membuka usaha secara perlahan-lahan.
Sejumlah PKL menunggu lapak dagangan di kawasan Malioboro, Sabtu (6/6/2020). Beberapa PKL dan pengusaha di kawasan setempat telah mulai membuka usaha secara perlahan-lahan. (TRIBUNJOGJA.COM / Yosef Leon)

Adapun, penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan aturan untuk menjaga jarak antara satu pengunjung dan lainnya juga akan disiapkan di Malioboro guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Harus wajib masker, jaga jarak, tempat cuci tangan juga nantinya akan disiapkan di Malioboro. Upaya itu mutlak untuk dilakukan. Saya kira pedagang juga sudah menata diri," tutup Heroe. 

( tribunjogja.com / yosef leon)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved