Peneliti Virus FKKMK UGM Berikan Penjelasan Seputar Herd Immunity, Faktor Risiko hingga Bahayanya

dr Mohamad Saifudin Hakim, memberikan penjelasan seputar herd immunity atau yang dikenal sebagai kekebalan kelompok.

Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa/humas UGM
Dosen sekaligus peneliti virus Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Mohamad Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dosen sekaligus peneliti virus Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Mohamad Saifudin Hakim, memberikan penjelasan seputar herd immunity atau yang dikenal sebagai kekebalan kelompok. 

Istilah herd immunity sendiri mulai kerap mencuat terkait langkah penanganan pandemi covid-19 yang mewabah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Banyak yang menyebut, penerapan herd immunity ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mengakhiri pandemi virus corona, meski banyak juga yang menentangnya.   

dr Mohamad Saifudin Hakim menjelaskan, herd immunity merupakan kondisi ketika suatu kelompok atau populasi manusia kebal atau resisten terhadap penyebaran suatu penyakit infeksi.

Tiga Hari Beruntun DIY Catatkan Nol Kasus Baru Covid-19, Angka Kesembuhan Meningkat Capai 73 Persen

UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia hingga Jumat 5 Juni Pagi Ini, Data Kasus di 34 Provinsi

Untuk mencapai kekebalan kelompok tersebut, sebagian besar populasi harus memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

Dengan begitu, mayoritas populasi yang telah kebal akan dapat melindungi sebagian kecil masyarakat yang belum memiliki kekebalan, misalnya karena terdapat kontraindikasi dilakukannya tindakan vaksinasi.

"Virus itu kan butuh inang (host) untuk mempertahankan siklus hidupnya. Dan saat individu dalam populasi kebal terhadap virus tersebut, maka virus tidak bisa lagi menemukan inang untuk hidup", jelasnya, Kamis (4/6/2020).

Hakim menyebutkan bahwa terdapat dua cara untuk menciptakan kekebalan kelompok ini.

Pertama, secara artifisial melalui tindakan vaksinasi.

Vaksinasi ditujukan untuk merangsang tubuh membentuk kekebalan sebelum terpapar infeksi suatu penyakit secara alami.

Kedua, secara alamiah dengan infeksi alami. Kekebalan kelompok ini didapat ketika seseorang terinfeksi penyakit secara alami.

Selanjutnya, tubuh akan merespon dengan membentuk kekebalan ketika berhasil sembuh dari infeksi tersebut.

"Jadi ada 2 cara untuk membentuk herd immunity, yakni terinfeksi virus atau bakteri secara alami atau dengan vaksinasi", tutur pria yang meraih gelar doktor di bidang virologi dan imunologi dari Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda ini.

Ilustrasi
Ilustrasi (Shutterstock)

Menurutnya, herd immunity melalui vaksinasi akan jauh lebih aman dibandingkan dengan infeksi secara alami.

Sebab, vaksin telah didesain sedemikian rupa baik dari komponen virus atau virus yang dilemahkan untuk dapat merangsang terbentuknya kekebalan tubuh namun tidak menimbulkan sakit atau penyakit.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved