Kisah Inspiratif
Cerita Seniman Lakon Wayang Orang Asal Yogyakarta Mengisi Waktu di Tengah Pandemi Covid-19
Para seniman harus memutar otak untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup serta untuk berusaha terus menjaga kreatifitasnya tetap terasah.
Penulis: Irvan Riyadi | Editor: Gaya Lufityanti
"Kalau nggak ada kegiatan, ini otak tidak kerja, malah lemes nanti. Harus terus diasah. Sudah nggak manggung, jadi begini dulu, ini butuh konsentrasi, melatih kesabaran ketenganan," tambah Pak Man Cakil.
Gurat senyum masih terlihat di wajah bapak paruh baya ini.
Padahal sebenarnya ia memiliki kegundahan dalam hatinya.
Ia mengaku gelisah jika memikirkan nasib beberapa rekan sesama seniman lakon yang biasanya ikut manggung dengannya.
Tidak hanya itu, ia juga memikirkan keberlanjutan regenerasi seni wayang orang di sanggarnya.
Selama ini, sebenarnya telah berjalan lancar regenarasinya.
• Cara Seniman Komedi Yogyakarta Menjaga Kewarasan di Tengah Pandemi
Sanggarnya menjadi wadah bagi tidak kurang 50an seniman dan calon seniman lakon yang bergabung di sanggarnya dan menjadi tempat bagi anak-anak usia dini, remaja, hingga lintas generasi, untuk berlatih dan belajar bersama, meneruskan kebudayaan seni wayang orang.
"Sekarang, jangankan manggung, anak-anak latihan, pun sudah gak bisa dulu. Sampai kapan kan belum tahu juga, pikiran seperti itu agak mengganggu kadang-kadang," ungkapnya.
Belum lagi ketika mengetahui ada rekan sesama senimannya yang harus kesusahan secara ekonomi ketika tidak ada jadwal manggung.
"Bapak menunggu Korona ini selesai. Setelah selesai, semoga bisa manggung lagi. Karena kalau teman-teman lain yang masih punya penghasilan lain nggak papa, lha yang ga ada, gimana? Ada lho seniman di sini, yang selama korona ini malah jadi penggali makam. Wah, tapi mau gimana?" demikian keresahannya.
Belakangan, ternyata ia pun sedang menulis naskah baru untuk bisa segera dipentaskan.
Temanya, tentang kehidupan saat dihantam bencana covid-19 dan bagaimana menyikapinya.
• Unik! Seniman di Magelang Melukis Lukisan Pakai Empon-empon
"Isinya tentang pesan moral. Hidup di tengah korona, dan dikemas dengan humor. Biar nggak stres dan khawatir melulu," jelasnya.
Naskah yang telah ia selesaikan itu, sementara ia matangkan untuk dapat dipentaskan melalui ruang digital.
"Kalau ada kesempatan untuk latihan, dan direkam videonya, semoga lekas bisa ditonton. Bapak harap pesannya saja yang sampai, biar kita semua bisa menyikapi korona ini dengan santai dan tidak terlalu takut. Kalau terus-terusan khawatir, tapi nggak bisa ngapa-ngapain, malah stres, gampang sakit, iya tho?" selorohnya.