Inilah Antifa, Kelompok yang Dituding Presiden Trump di Balik Kerusuhan di AS?

Inilah Antifa, Kelompok yang Dituding Presiden Trump di Balik Kerusuhan di AS?

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
AFP PHOTO/JOHN RUDOFF
Seorang pengunjuk rasa yang berasal dari kelompok Antifa ditangkap dalam pergerakan di Portland, Oregon, 17 Agustus 2019. Akhir pekan, Presiden Donald Trump mengumumkan Antifa akan dikategorikan sebagai teroris buntut demonstrasi memprotes kematian pria kulit hitam bernama George Floyd di Minneapolis. 

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON – “Saya tidak melihat indikasi apapun kelompok supremasi putih terlibat. Ini organisasi Antifa,” tulis Donald Trump, Presiden AS lewat akun Twitternya @realDonaldTrump (terverifikasi).

Tak hanya sekali Trump menyebut nama kelompok Antifa.

Ia menuding kelompok inilah yang bergerak di balik semua kekerasan dan penjarahan di berbagai kota, dimulai dari Minneapolis.

Trump bertekad memasukkan organisasi ini ke daftar kelompok teroris yang dilarang di AS.

Siapa sebenarnya Antifa ini? Siapa pula pemimpinnya? Di mana markas pusat gerakannya?

Presiden Donald Trump telah mengisyaratkan kesiapan pemerintah AS untuk menunjuk gerakan Antifa sebagai organisasi teroris dalam langkah yang membuat kelompok itu ilegal di wilayah AS.

Situs media Sputniknews.com, Senin (1/6/2020) menuliskan sejarah pendek Antifa, yang merupakan kependekan dari anti-fasis.

Gerakannya dimulai tahun 1980-an, ketika sebuah kelompok bernama Anti-Racist Action berhadapan dengan kelompok skinhead neo-Nazi di pertunjukan punk di Midwest AS dan sekitarnya.

Riwayat ini dituliskan Mark Bray, penulis buku “Antifa: Buku Pegangan Anti-Fasis”. Terlepas dari neo-Nazi dan neo-fasisme, gerakan, yang tidak memiliki pemimpin atau markas resmi ini menentang supremasi kulit putih dan rasisme.

Donald Trump Diungsikan ke Bunker Khusus Saat Massa Gelar Demo Kematian George Floyd di Gedung Putih

Mereka tidak banyak bergerak atau tidur panjang sampai Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS pada 2016.

Perwakilan kelompok Antifa yang tidak disebutkan namanya di Oregon dikutip oleh BBC mengatakan mereka berusaha membangun sebuah gerakan yang benar-benar melindungi masyarakat dari kebijakan POTUS (Trump).

"Bukan hanya menentang pemerintah federal tetapi juga menentang langkah-langkah yang dapat mengarah pada fasisme, dan itu terjadi secara lokal baik dari pejabat lokal atau dari gerakan alt-right setempat," kata seorang sumber Antifa kepada BBC kala itu.

Taktik gerakan Antifa ini biasanya dimulai sejak melantunkan yel-yel tertentu, membentuk rantai manusia selama aksi protes untuk memblokir demonstran sayap kanan.

Mereka juga memantau gerakan online kelompok-kelompok sayap kanan di media sosial. Kadang-kadang aktivis Antifa merilis informasi pribadi tentang lawan mereka di internet dalam apa yang dikenal sebagai “doxxing".

Selama demonstrasi dan pawai protes, faksi-faksi Antifa yang paling ekstrem dilaporkan membawa batu bata, rantai, pisau dan semprotan merica.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved