Update Corona di DI Yogyakarta
Meski Operasi Ketupat Progo Selesai 30 Mei 2020, Penyekatan di Pos Perbatasan Tetap Berlanjut
Sampai 30 Mei 2020, Polri bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, TNI, Gugus Tugas, dan relawan dalam melakukan pemeriksaan di tiga pos penyekatan.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Polda DIY melalui Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) DIY terus melakukan penyekatan pemudik masuk dan keluar DIY dengan menggelar operasi ketupat progo 2020.
Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto mengatakan operasi ketupat progo 2020 akan berakhir pada 30 Mei 2020.
Namun demikian, setelah itu pihak Ditlantas DIY masih terus melakukan penyekatan di tiga pos perbatasan.
Yakni, Pos Prambanan, Temon, dan Tempel.
"Operasi ketupat progo selesai 30 Mei 2020. Tapi sampai dengan 7 Juni 2020 polisi masih akan tetap di pos. Istilahnya (setelah 30 Mei) bukan operasi ketupat lagi, tetapi kegiatan kepolisian yang ditingkatkan," ujar Yuli saat dihubungi Tribunjogja.com, Kamis (28/5/2020).
• 504 Kendaraan Diminta Putar Balik Selama Operasi Ketupat Progo 2020 di Wilayah DIY
Yuli menjelaskan sampai dengan 30 Mei 2020, Polri bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, TNI, Gugus Tugas, dan relawan dalam melakukan pemeriksaan di tiga pos penyekatan.
Setelah operasi ketupat progo berakhir pada 30 Mei, pihaknya masih akan berkoordinasi apakah pihak-pihak di luar Polri tetap akan terlibat.
"Setelah 30 Mei 2020 sedang dikoordinasikan dengan stakeholder yang lain apakah masih akan terlibat membantu," ungkapnya.
Adapun cara bertindak dalam pemeriksaan yang akan dilakukan pada pemudik setelah 30 Mei 2020 menurut Yuli masih sama.
"Arus masuk dan keluar masih akan diperiksa. Cara bertindaknya juga masih sama. Kalau kembali ke Jakarta yang tidak ber-KTP Jakarta harus ada surat pengantar RW dan surat izin keluar masuk (SIKM)," bebernya.
Sejauh ini, Yuli menerangkan hingga Rabu (27/5/2020) sebanyak 652 kendaraan yang berusaha masuk DIY telah diminta putar balik.
• BREAKING NEWS : Dua Hari Beruntun Nol Kasus COVID-19 di DIY, Jumlah Kesembuhan Terus Meningkat
Sejumlah penyekatan tersebut dihimpun dari Pos Prambanan, Temon, Tempel, dan Bedoyo.
"Rata-rata yang diminta putar balik berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Yang lain ada tapi tidak signifikan," ungkapnya.
Yuli pun terus mengimbau agar masyarakat yang sudah ada di daerah luar Jakarta untuk tidak kembali ke Jakarta, kecuali memenuhi persyaratan untuk masuk ke Jakarta.
Jika persyaratan masuk Jakarta tidak terpenuhi, kata dia, pemudik akan dikembalikan ke daerah asalnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Tavip Agus Rayanto juga mengimbau masyarakat untuk tak melakukan arus balik, terutama ke DKI Jakarta.
"Jika ingin keluar atau masuk Jakarta harus menyertakan SIKM. Jika menggunakan moda pesawat, harus ada surat bebas Covid-19 dengan tes swab PCR (polymerase chain reaction) dari kota keberangkatan," ungkap Tavip.
Berdasarkan catatan statistik Dishub DIY, di terminal tipe B DIY pada dua Idulfitri terjadi penurunan signifikan kedatangan pemudik menuju DIY mencapai nol penumpang.
• Angka Pemudik DIY Turun Hingga 99 Persen Dibanding Tahun Lalu
Dengan rincian, di Terminal Jombor pada 22 Mei 2020 terdapat 49 pemudik dan pada 23 Mei 2020 terdapat 26 pemudik.
Sementara, di Terminal Wates pada 22 Mei 2020 tercatat 4 pemudik dan pada 23 Mei 2020 tercatat 1 pemudik.
Sedangkan, pada 24 dan 25 Mei 2020 di kedua terminal jumlah kedatangan pemudik DIY mencapai nol orang.
Hal berbeda terjadi di tiga pos perbatasan pada Idulfitri yang mana terjadi peningkatan pemudik dengan tujuan masuk DIY.
Di Pos Temon pada 24 dan 25 Mei 2020 berturut-turut tercatat sebanyak 471 dan 473 pemudik terperiksa dengan tujuan DIY.
Di Pos Tempel pada 24 dan 25 Mei 2020 berturut-turut tercatat sebanyak 819 dan 811 pemudik.
Di Pos Prambanan pada 24 dan 25 Mei 2020 berturut-turut tercatat sebanyak 883 dan 827 pemudik. (TRIBUNJOGJA.COM)