Update Corona di DI Yogyakarta

PB IDI Bahas New Normal Bersama Pemda DIY

Diskusi tersebut berfokus pada dua hal yakni tentang isu penyakit dan isu dampak sosial ekonomi terkait Covid-19.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Suasana diskusi PB IDI bersama Pemda DIY membahas normal baru di kantor Gubernur DIY, Jumat (22/5/2020). 

"Dan DIY ini saya kira mencukupi. Dan masih seimbang antara penanganan Covid-19 dengan penyakit lainnya masih dalam kontrol. Sangat bagus," urainya.

Pemda DIY Perkirakan New Normal Akan Berlangsung Bulan Juli

Ia menambahkan, salah satu langkah yang akan di tempuh, PB IDI menekankan masyarakat untuk membiasakan di New Era dan New Normal. 

Namun, ia menekankan jika masyatakat perlu memahami jika untuk mencapai itu, masyarakat harus mencapai herd immunity. 

Menurutnya, keseimbangan antara manusia dengan virus harus dicapai.

Ia mencontohkan, untuk saat ini kasus TBC masih tertinggi di Indonesia dengan perharinya terdapat 3.014 kasus yang meninggal.

Artinya, lanjut dia, virus Covid-19 ini akan tetap ada selamanya, seperti halnya dengan TBC, Sars, Mers dan wabah lainnya.

Keseimbangan imunitas sangat diperlukan untuk menyambut model kehidupan baru.

Selain meningkatkan perilaku kebersihan, masyarakat juga harus meningkatkan imunitas di tengah pandemi Covid-19.

Menurutnya, Covid-19 akan menjadi penyakit biasa jika masyarakat membiasakan hidup bersih, mampu menyeimbangkan imunitas dengan pola hidup sehat.

Terkait Video Simulasi Pasien Covid-19 Kabur, Pakar UGM: Terkesan Timbulkan Kepanikan yang Tak Perlu

"Saya contohkan kasus black death itu berupa bakteri yersinia pestis atau kutu yang menempel di tikus dan menyebar ke manusia dan mematikan 100 juta manusia," ungkapnya.

Menurutnya sama saja, jika datangnya virus tersebut tidak ada yang tahu, kepanikan terjadi di awal. 

Namun setelah berselang beberapa tahun, masyarakat akan mengetahui.

Untuk itu, untuk menyambut normal baru, masyarakat tidak perlu panik.

Namun, tetap harus membiasakan hidup bersih dan sehat.

"Semula tidak ada yang tahu virus tersebut muncul dari mana. Setelah diketahui ternyata muncul dari kutu tikus. Artinya kepanikan memang terjadi di awal. Namun, begitu tahu sumbernya, jenisnya virus semua akan menjadi hal yang biasa," tegasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved