Update Corona di DI Yogyakarta
Pemda DIY Perkirakan New Normal Akan Berlangsung Bulan Juli
Pemda DIY masih menyusun protokol untuk menghadapi the new normal (normal baru) pasca pandemi COVID-19.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) masih menyusun protokol untuk menghadapi the new normal (normal baru) pasca pandemi COVID-19.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan seluruh sektor membutuhkan protokol baru untuk pasca pandemi, mulai dari sektor pendidikan, ekonomi, termasuk pariwisata.
Menurut dia, saat ini masyarakat harus siap untuk menghadapi new normal.
• BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 22 Mei 2020, 13 Pasien Berhasil Sembuh
Masyarakat perlu mengembangkan diri, di sisi ekonomi juga harus berjalan.
"Saat ini sedang kita susun (protokol baru), yang jelas protokol kesehatan nomor satu. Nanti pendidikan seperti apa, apakah kelas diisi setengah, atau sebagian melaksanakan online. Fasilitas cuci tangan, dan lain-lain," katanya kepada wartawan di Kepatihan, Jumat (22/05/2020).
"Pariwisata juga sedang kita susun, tempat wisata, restoran, hotel, kehidupan di pasar, semua kita susun. Yang jelas protokol social distancing, cuci tangan, pakai masker kita terapkan," sambungnya.
Ia melanjutkan APBD DIY maupun ABPN sangat terbatas, sehingga aktivitas ekonomi perlu mulai berjalan.
"Yang jelas bansos kita sampai Bulan Juni, paling tidak Bulan Juli kita harus sudah mulai bergerak. Makanya kita cermati betul-betul. Tim gugus tugas kan memiliki bidang-bidang, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain," lanjutnya.
• Dinas Pariwisata DIY Susun SOP Hadapi The New Normal untuk Industri Pariwisata
Sementara itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut DIY siap untuk menghadapi the new normal.
Ketua Pelaksana Tim Percepatan Partisipasi Masyarakat Penanggulangan Pandemi COVID-19 PB IDI, Andriyanto Purnawan mengatakan melatih kesadaran masyarakat untuk menghadapi the new normal.
"Siapapun, termasuk DIY siap untuk menghadapi new normal. Kita harus menyesuaikan dengan penyakit. Kepanikan akan menimbulkan bahaya untuk orang lain. Kalau memang belum ada obat, paling tidak kita harus meminimalisir penularan," katanya.
"Kalau mau dibuka (new normal), perilaku hidup bersih dan sehat harus dijalankan, pakai masker, cuci tangan. Dalam pandemi pasti ada puncak, tetapi juga akan menurun. Perlu melatih kesadaran masyarakat untuk menghadapi new normal," imbuhnya. (TRIBUNJOGJA.COM)