Karantina Longgar Sumber Petaka Pandemi Flu Spanyol 1918
penyebaran cepat flu Spanyol pada musim gugur 1918 merupakan akibat dari kesalahan pejabat kesehatan masyarakat yang tidak memaksakan karantina
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Pada akhir bulan, 1.100 tentara telah dirawat di rumah sakit dan 38 tewas setelah menderita pneumonia.
Ketika pasukan AS dikerahkan secara massal untuk upaya perang di Eropa, ternyata para pasukan ini membawa serta flu Spanyol bersama mereka.
Sepanjang bulan April dan Mei 1918, virus menyebar ke seluruh Inggris, Prancis, Spanyol dan Italia. Diperkirakan tiga perempat dari anggota militer Prancis terinfeksi pada musim semi 1918 dan sisanya sebanyak setengah dari pasukan Inggris.
Namun gelombang pertama virus tampaknya tidak terlalu mematikan, dengan gejala seperti demam tinggi dan malaise yang biasanya hanya berlangsung selama tiga hari.
Menurut data kesehatan masyarakat yang terbatas sejak saat itu, disebutkan bahwa tingkat kematiannya mirip dengan flu musiman.
Kasus flu Spanyol yang dilaporkan muncul selama musim panas 1918, dan pada awal Agustus ada harapan bahwa virus itu bisa menghilang. Namun ternyata itu hanya ketenangan sesaat sebelum datang badai sesungguhnya.
Di suatu tempat di Eropa, suatu strain virus flu Spanyol yang bermutasi telah muncul dan memiliki kekuatan untuk membunuh seorang pria atau wanita muda yang sangat sehat dalam waktu 24 jam setelah menunjukkan tanda-tanda infeksi pertama.
Pada akhir Agustus 1918, kapal-kapal militer berangkat dari kota pelabuhan Plymouth, Inggris, dengan membawa pasukan yang secara tidak sengaja terinfeksi virus flu Spanyol yang jauh lebih mematikan ini.
Ketika kapal-kapal ini tiba di kota-kota seperti Brest di Perancis, Boston di Amerika Serikat dan Freetown di Afrika barat, gelombang kedua pandemi global itu dimulai.
"Pergerakan cepat tentara di seluruh dunia adalah penyebar utama penyakit ini," kata James Harris, seorang sejarawan di Ohio State University yang mempelajari penyakit menular dan Perang Dunia I.
"Seluruh kompleks industri militer memindahkan banyak orang dan materi dalam kondisi ramai tentu merupakan faktor yang sangat besar dalam cara penyebaran pandemi,” katanya.
Virus Membunuh Orang Muda, Tua dan usia di antaranya
Dari September hingga November 1918, angka kematian akibat flu Spanyol meroket. Di Amerika Serikat saja, 195.000 orang Amerika meninggal karena flu Spanyol hanya dalam bulan Oktober. Dan tidak seperti flu musiman normal, yang kebanyakan mengklaim korban di antara yang sangat muda dan sangat tua, gelombang kedua flu Spanyol menunjukkan apa yang disebut "kurva W" - jumlah kematian yang tinggi di antara usia muda dan tua. Yakni ada lonjakan besar di bagian tengah terdiri dari anak-anak berusia 25 hingga 35 tahun yang berada dalam kondisi sehat.
Tidak hanya mengejutkan bahwa virus bisa membunuh pria dan wanita muda yang sehat, tapi memunculkan pertanyaan besar bagaimana mereka bisa sampai sekarat.
Para korban mengalami demam yang sangat tinggi, pendarahan hidung dan pneumonia, para pasien akan meninggal dengan kondisi paru-paru tenggelam dipenuhi cairan.