Pentingnya Vitamin untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh di Tengah Wabah Covid-19
Pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Itulah beberapa peraturan yang kini berlaku di seluruh dunia.
“Beberapa tahun lalu, kami menemukan bahwa vitamin D mengatur ekspresi gen yang mengkode peptida antimikroba,” ujarnya.
Peptida semacam itu terlibat dalam mekanisme pertahanan non-spesifik tubuh. “ Vitamin D juga terlibat dalam pengaturan gen terkait kekebalan lainnya,” tambah Gombart.

Di sisi lain, kekurangan vitamin D dapat meninggalkan celah pada pertahanan tubuh kita, sehingga virus menjadi lebih mudah untuk masuk.
• Immawan Ingatkan Kembali, Pembagian Bansos Wajib Ikuti Protokol COVID-19
Tetapi dalam skenario terbaik, manusia dapat melakukan banyak hal untuk mempertahankan diri. Kuman yang menyusup ke dalam tubuh pertama-tama harus melewati kulit dan selaput lendir.
Jika kuman berhasil mengatasi garis pertahanan pertama ini, tubuh bereaksi terhadap kuman tersebut dengan fagosit, protein antimikroba, dan peradangan.
Ini adalah beberapa proses yang termasuk dalam mekanisme pertahanan non-spesifik tubuh. Tetapi, jika pertahanan umum semacam ini tidak juga berhasil, maka segala sesuatunya harus menjadi lebih spesifik.
SARS-CoV-2 hanya dapat dilawan dengan sebuah respon imun yang sangat spesifik. Limfosit mendeteksi mikroorganisme asing dan molekul asing di dalam tubuh, seperti halnya virus.
Limfosit kemudian dapat menghasilkan antibodi dan menggunakannya melawan virus seperti layaknya penembak jitu.
Vitamin C versus patogen
Proses-proses ini dapat berfungsi dengan baik hanya jika tubuh dilengkapi dengan baik juga, seperti misalnya dengan vitamin C.
• GoPay dan Muhammadiyah Permudah Umat Bantu Sesama Lewat Zakat Digital
“Vitamin C diperlukan, antara lain, untuk membentuk spesies oksigen reaktif, yang juga dikenal sebagai radikal oksigen. Radikal ini adalah senjata lain dari tubuh dalam melawan patogen,” kata Gombart.
Vitamin C juga terlibat dalam produksi antibodi, yang tanpanya tubuh tidak dapat mengendalikan COVID-19. Vitamin C dosis tinggi digunakan untuk mengobati pasien COVID-19 yang menjalani perawatan medis intensif, kata Isabelle Schiffer.

Schiffer adalah ahli genetika dan gerontologi yang juga merupakan juru bicara ilmiah dari Forever Healthy Foundation.
Ketika tidak ada pandemi, Schiffer dan rekan-rekannya meneliti tentang bagaimana orang bisa menjadi sesehat mungkin seiring bertambahnya usia.
Rekomendasi mereka didasarkan pada temuan dari berbagi disiplin ilmu. Naturopati dari sudut pandang ilmiah Pendekatan holistik oleh Schiffer itu juga termasuk naturopati.
Dalam rangka “memberikan kontribusi” selama krisis virus corona, menurut Schiffer, tim Forever Healthy berangkat mencari tanaman obat yang keefektifannya telah dikonfirmasi dalam studi klinis.
• PT LIB Gelar RUPS Luar Biasa Hari Ini, Salah Satu Agendanya Bahas Basib Kelanjutan Liga 1 2020